Midrash Kitab Yunus 2:1-10
Nats: Yun 2:8
Saat Yunus mengingkari panggilan Tuhan untuk mewartakan kebenaran, sampailah Yunus pada takdirnya ditelan ikan yang besar. Dalam perut ikan dia tidak mati. Di perut ikan, dia berdoa.
Dikatakan dalam Yunus 2:1-10 sbb: “Berdoalah Yonah (Yunus) kepada YHWH Tuhannya dari dalam perut ikan itu, katanya: "Dalam kesusahanku aku berseru kepada YHWH, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak, dan Kaudengarkan suaraku. Telah Kau lemparkan aku ke tempat yang dalam, ke pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombang-Mu melingkupi aku. Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mata-Mu. Mungkinkah aku memandang lagi bait-Mu yang kudus? Segala air telah mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan membelit kepalaku di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi; pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya YHWH, Tuhanku. Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada YHWH, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. Mereka yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka dengan setia. Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari YHWH!" Lalu berfirmanlah YHWH kepada ikan itu, dan ikan itu pun memuntahkan Yunus ke darat”
Doa Yunus mustajab. Atas kuasa Tuhan, ikan besar yang menelan Yunus akhirnya memuntahkan Yunus dari perutnya dan Yunus selamat. Saat kita ditelan persoalan berat dan digempur gelombang penderitaan yang bergulung, berdoalah kepada Tuhan agar kita memperoleh keselamatan dan pertolongan dari Tuhan. Doa Yunus dapat kita jadikan doa kita saat kita tertekan dalam persoalan. Bacalah doa Yunus saat kita berada dalam tekanan persoalan yang mendera dan menghimpit diri kita, maka apa yang akan dialami Yunus akan dialami oleh kita. Kita akan dikeluarkan dari terkaman persoalan yng berat dan memperoleh jalan keluar.
Marilah kita perhatikan satu ayat dari doa Yunus yang menarik untuk kita kaji dan dalami. Dalam Yunus 2:8 dikatakan sbb: “Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada YHWH, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus”. Frasa Ibrani בהתעטף עלי נפשׁי (behitateif alay nafshi), menggambarkan bentuk frustasi dan depresi yang menekan jiwa Yunus. Mengapa Yunus frustasi dan depresi? Dia berada dalam perut ikan dan dia tidak tahu bagaimana memperoleh jalan keluar kembali ke dunia normal dimana dia menjalani hidup.
Kitapun kerap mendapatkan tekanan hidup sehingga menciptakan kondisi stress dan depresi. Dalam salah satu ulasan di katakan bahwa 100 Orang Perhari Bunuh Diri di Jepang[1]. Beberapa waktu lalu fenomena klub bunuh diri sempat 'menghangat' di Jepang. Seperti yang pernah dirilis media setempat, fakta di Jepang dalam sehari lebih dari 100 orang bunuh diri. Dari dulu memang Negeri matahari terbit ini memiliki riwayat angka bunuh diri terbesar di dunia. Bahkan pada bulan April 2009 merupakan angka tertinggi bunuh diri,terjadi kenaikkan sebesar 6 % dibandingkan bulan-bulan sebelumnya yang rata-rata per hari 85 orang.
Kondisi krisis global merupakan pemicu utama. Bulan Maret adalah tutup buku setiap perusahaan di Jepang. Pantas saja bulan April yang merupakan puncak PHK untuk sebagian besar orang jepang. Toyota adalah salah satu perusahaan terbesar yang ada di Jepang. Perusahaan ini memecat lebih dari separuh karyawannya. Saat ini pengangguran di negeri maju ini melonjak dratis.
Kalau punya anak dua, istri berapa yang harus di keluarkan untuk sekolah, besin mobil dan kebutuhan lainnya. mungkin itulah salah satu pemicu meningkatnya bunuh diri yang sebelumnya memang sudah menjadi kebiasaan di Negeri sakura ini. Selain itu Jepang salah satu negara yang sekuler mereka kaum muda tidak mempercayai adanya tuhan alias atheis. mereka tidak percaya adanya kehidupan setelah kematian, dogma-dogma agama tidak mereka gubris. Saat perayaan hari besar nasrani memang ramai tetapi itu hanya sebatas ikut-ikutan saja.Islampun hanya kurang dari 1 %, kebanyakkan muslim di negeri ini kebanyakkan dari asing. dan terbesar adalah dari Indonesia. Dari 120 juta orang Jepang hanya sekitar 10 ribu yang Islam. Walaupun Islam sudah masuk di negeri ini sejak tahun 1877 an.
Jepang tercatat angka kematian karena bunuh diri terbesar di dunia. Walaupun negara maju namun mereka tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas. Dalam 11 tahun terakhir setiap tahunnya terdapat 30.000 orang mati bunuh diri. jadi sudah ada 330.000 orang mati karena bunuh diri dalam 11 tahun di negeri Sakura ini.
Tekanan, depresi berbuah tindakan bunuh diri. Dan fenomena demikan pun sudah merambah Indonesia. Dr Muhammad Idrus MPd, Dosen FIAI UII Yogyakarta dan Tim Ahli pada BSNP Depdiknas Jakarta menuliskan sbb: “Maraknya peristiwa mengakhiri hidup dengan bunuh diri menjadi sebuah fenomena menarik. Bagi bangsa Indonesia, bunuh diri bukanlah sebuah tradisi budaya turun-temurun sebagaimana yang terjadi di Jepang dengan harakirinya. Namun, pada kondisi empirik kita temukan justru pada akhir-akhir ini fenomena mengambil jalan pintas bunuh diri menjadi sebuah alternatif yang banyak dipilih tak hanya kalangan orang dewasa, tetapi juga oleh remaja, bahkan anak-anak yang masih bersekolah di tingkat dasar” [2].
Jika disimak, antara kurun waktu 2004-2007, banyak peristiwa bunuh diri yang dilakukan oleh anak usia belasan tahun dan masih bersekolah di sekolah dasar atau di sekolah menengah pertama (SMP). Ironisnya, faktor penyebabnya lebih banyak karena ketidakmampuan anak menahan rasa malu.
Dari berbagai informasi di atas kita mendapatkan pelajaran mengenai dampak frustasi dan depresi di negara yang tidak mementingkan nilai religius dan meluasnya gejala tersebut sampai ke Indonesia, negeri yang dikenal sangat religius.
Ucapan Yunus saat dia mengalami stress dan depresi tidak hanya berhenti pada kalimat בהתעטף עלי נפשׁי (behitateif alay nafshi) - Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku namun dia melanjutkan demikian: את־יהוה זכרתי ותבוא אליך תפלתי אל־היכל קדשׁך (et Yahweh zakarti watavo tefilati eleyka el heikal qodsheka) - teringatlah aku kepada YHWH, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus . Ayat ini mengajarkan pada kita untuk mengingat Yahweh saat kita mengalami keputusasaan. Di saat tekanan muncul, kita harus berpaling pada kekuatan yang lebih besar dari tekanan yang menekan diri kita. Dan Dialah Yahweh Bapa kita di dalam Yesus Sang Mesias.
Amsal 18:10 mengatakan sbb: “Migdal oz shem Yahweh, bo yarutz wenishgav” (Nama Yahweh adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat). Dan dikatakan dalam Ibrani 12:3 sbb: “Ingatlah selalu akan Dia (Yesus), yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa”.
Apa arti “mengingat” dalam ayat ini? Orang Jawa memiliki filosofi untuk menjaga kesadaran manusia akan Tuhan, sekalipun konsep orang Jawa Kuno mengenai Tuhan begitu abstrak dan transedental (jauh di sana) yaitu dengan istilah “eling” yang artinya “ingat” atau “sadar”. Dalam bahasa Ibrani digunakan kata zakor yang setara dengan bahasa Arab dzikir.
Dalam Arabic Bible kalimat et Yahweh zakarti diterjemahkan dzakartur Rabba. Yunus nampaknya bukan sekedar berusaha mengingat dan menemukan Tuhan dimana namun Yunus mengucapkan nama Tuhan Yahweh sebagai ekspresi dan bentuk nyata mengingat Yahweh. Hal ini dikuatkan jika kita membaca ucapan Yunus dalam ayat 9 sbb: ישׁועתה ליהוה (yeshuata la Yahweh) – “Keselamatan dari Yahweh”. Berarti kata “mengingat” (zakor) dalam ayat ini bukan sikap yang pasif melainkan aktif mengembangkan kesadaran roh dan batin kita untuk berhubungan dan berkontak dengan Tuhan.
Jika kita menggali ayat-ayat dalam Kitab TaNaKh (Torah, Neviim, Kethuvim) dapat kita jumpai petunjuk yang kurang lebh sama sebagaimana dikatakan dalam Yunus 2:8. Dikatakan dalam Mazmur 119:55 sbb: זכרתי בלילה שׁמך יהוה ואשׁמרה תורתך (zakarti balaylia shimka Yahweh wa esmera Torateka) – “Pada waktu malam aku ingat kepada nama-Mu, ya Yahweh; aku hendak berpegang pada Torah-Mu”. Dalam Arabic Bible diterjemahkan: “Dzakartu fii al lail smuka yaa Rabbu wa hafizhtu syariiataka”.
Demikian pula dalam Yesaya 26:8 dikatakan sbb:” “Ya Yahweh, kami juga menanti-nantikan saatnya Engkau menjalankan penghakiman; kesukaan kami ialah menyebut nama-Mu dan mengingat Engkau”. Frasa Ibrani לשׁמך ולזכרך תאות־נפשׁ (leshimka ulezikreka taawat nafhes) dalam Arabic Bible diterjemahkan sbb: “smika wa ila dzikrika syahwatun nafsi”.
Berpijak dari ayat ini, saya mengembangkan dan mendalilkan sebuah metode untuk menjaga kesadaran batin dan roh kita terhadap Tuhan dengan mengucapkan nama Tuhan dengan tertib tertentu. Saya menciptakan sebuah alat sebagai sarana mengingat dan menyebut nama Yahweh dengan sebutan “Akedah ha Shlishim” (ikatan 30) dengan filosofi yang digali berdasarkan ayat-ayat dalam Kitab Suci termasuk Yunus 2:8.
Metode yang saya kembangkan merujuk pada praktek tulisan-tulisan Bapa Gereja mengenai penajaman batin dalam dan juga praktek devosi meditatif dalam Gereja Orthodox yang disebut dengan “Puja Yesus” dengan alat bernama Komboskini. Praktek serupa dapat ditemui dalam Gereja Katholik dengan menggunakan Rosario namun diarahkan pada Maria ibu Yesus saat mengucapkan “Doa Novena”. Dalam hal ini saya tidak sepakat. Praktek serupa dapat ditemui dalam Agama Islam dengan menggunakan “Tasbih”. Namun metode yang saya kembangkan ini lebih berfokus pada nama Yahweh dan bertujuan untuk menciptakan “kavanah” atau kondisi khusyuk dan konsentrasi.
Namun dalam midrash kali ini saya hanya hendak mengajarkan sebuah metode sederhana untuk mengingat nama Yahweh sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam keadaaan apapun dan di manapun tanpa menggunakan alat bantu sekalipun yaitu dengan mengucapkan dan menghafal kalimat יהוה הוא האלהים (Yahweh Hu ha Elohim) – “Yahweh Dialah Tuhan”. Kalimat tersebut petikan dari 1 Raja-raja 18:39 yaitu seruan aklmasi Bangsa Israel ketika Yahweh mendengar doa Eli-Yah saat beradu tanding dengan para nabi Baal di Gunung Karmel. Selain seruan di atas, dapat pula mengucapkan ישׁועתי יהושׁע (Yahshua Yeshuati) – “Yahshua Keselamatanku”. Selain kalimat di atas, dapat juga dengan mengucapkan הללויה (Halelu-Yah) – “Pujilah Yahweh”.
Bagaimana caranya agar kalimat di atas efektif dalam kehidupan kita? Saat berada dalam perjalanan, saat mengendarai kendaraan, saat melakukan pekerjaan yang berbahaya, saat mengalami sakit penyakit, saat berada dalam tekanan psikis, dll, ucapkan kalimat tersebut berulang kali dengan iman. Jika kita mengucapkan kalimat tersebut dengan iman, maka kita akan mengalami kelepasan sebagaimana Yunus mengalami kelepasan yang diungkapkan dengan kalimat, “watavo tefilati eleyka el heikal qodsheka” (dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus). Dengan mengucapkan kalimat pujian dan pengakuan pada Tuhan dan Juruslamat, maka secara tidak langsung kita telah berdoa pada-Nya dan doa-doa kita akan sampai di tempat kudus-Nya.
Mengingat nama Yahweh dan Yahshua bukan hanya bentuk lain doa kita kepada-Nya melainkan sebagai salah satu cara untuk senantiasa dekat (qarov) dan melekat (davaq) dengan Tuhan sebagaimana dikatakan dalam Mazmur 145:18 sbb: קרוב יהוה לכל־קראיו לכל אשׁר יקראהו באמת (qarov Yahweh lekol qoraiw lekol asyer yiqrauhu beemet)- “Yahweh dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan”
Dengan kita senantiasa terhubung dengan Tuhan dan membuat kesadaran batin dan roh kita aktif, maka kita akan diberikan kekuatan untuk melawan berbagai tekanan yang meletihkan dan melelahkan jiwa kita.
-----------
[1]http://jongjava.com/web/news-story/nasional/507-100-orang-perhari-bunuh-diri-di-jepang
[2] Fenomena Bunuh Diri Pelajar http://www.republika.co.id/kolom_detail.asp?id=328333&kat_id=16
No comments:
Post a Comment