Sunday, November 20, 2011

MELURUSKAN BERBAGAI KESALAHPAHAMAN DISEPUTAR KEILAHIAN YESUS (1)

Bagian Pertama

YESUS DAN ARTI KATA YUNANI “EGO EIMI”

Donald Guthrie menjelaskan dalam bukunya, “Dalam Injil Yohanes dan tidak terdapat dalam kitab-kitab Injil Sinoptik, terdapat suatu kelompok ucapan Tu(h)an Yesus yang penting karena memiliki fungsi yang berarti dalam pembahasan Kristologi. Ucapan-ucapan ini memakai kata ganti orang pertama, karena itu jika dapat dipercayai, sangat bernilai sebagai penyataan dari kesadaran diri Yesus sendiri. Memang ada alasan untuk menganggap ucapan-ucapn ini mempunyai arti yang penting bagi kristologi yang tidak dapat diremehkan”[1] Mari kita perhatikan ekslusifitas kata/ucapan yang berkaitan dengan kesadaran diri Yesus atas keilahian-Nya. Yesus kerap menggunakan bentuk  “Ego Eimi” yang diterjemahkan “Aku adalah”.

Kata ini muncul pertama kalinya dalam Kitab Septuaginta untuk menerjemahkan pernyataan YHWH (Yahweh) yang menyingkapkan nama-Nya pada Musa sbb: “Firman (Tuhan) kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." Frasa “Aku adalah Aku” dalam bahasa Ibrani adalah “Ehyeh asyer Ehyeh” yang secara literal diterjemahkan dengan “Aku ada yang Aku ada”. Dalam naskah Septuaginta (terjemahan TaNaKh dalam bahasa Yunani) diterjemahkan, “Ego eimi ho on”.

Dalam Kitab Yohanes, Yesus menggunakan bentuk Ego Eimi yang muncul sebanyak 7 kali. Yesus mengatakan bahwa diri-Nya adalah “Roti” (Yoh 6:35 “Ego eimi ho Artos”), “Terang Dunia” (Yoh 8:12, “Ego eimi to Phos tou kosmou”), “Pintu” (Yoh 10:7, “Ego eimi he Thura ton Probaton”),”Gembala” (Yoh 10:11, “Ego eimi ho Poimen ho Kalos”) “Kebangkitan dan Hidup” (Yoh 11:25 “Ego eimi he Anastasis kai he Zoen”), “Jalan, Kebenaran, Hidup” (Yoh 14:6, “Ego eimi ho Hodos kai he Aletheia kai he Zoen”), “Anggur” (Yoh 15:1, “Ego eimi he Ampelos he alethine”).

Donald Guthrie memberikan komentar mengenai kemunculan bentuk kata “Ego eimi” dalam tujuh tempat yang menunjuk pada diri Yesus sbb: “Melalui perkataan ‘Aku adalah’, Yesus membuat hal-hal yang masih abstrak dalam pendahuluan Injil menjadi nyata dalam pribadi. Hal ini menyangkut hidup, kebenaran dan juga terang. Yohanes memperlihatkan bahwa Yesus menyatakan diri sebagai perwujudan dari semua cita-cita tertinggi yang pernah dicari orang”[2] . Naskah Peshitta Aramaik menegaskan keunikan bentuk kata ini dengan penggunaan bentuk “Ana Ana” dalam setiap pernyataan Yesus ditujuh tempat tersebut, sekalipun bentuk kalimat ini tidak menghubungkan dengan keunikan pernyataan YHWH dalam Keluaran 3:14, karena Targum Aramaik mempergunakan bentuk Aramaik “Ahyah aha ‘al mah d’aha

Penegasan diri atas keilahian Yesus bukan hanya dinampakkan dalam tujuh pernyataan di atas, namun di beberapa tempat ada sejumlah pernyataan yang patut mendapat perhatian terkait studi kristologis. Dalam Yohanes 8:57-58 dikatakan sbb: “Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Bentuk kata “Aku Ada” digunakan Ego eimi dan dikontraskan dengan “Abraham jadi (Abraam genestai)“. Selanjutnya dilaporkan dalam Yohanes 18:4-6 sbb: ”Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: "Siapakah yang kamu cari?" Jawab mereka: "Yesus dari Nazaret." Kata-Nya kepada mereka: "Akulah Dia." Yudas yang mengkhianati Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata kepada mereka: "Akulah Dia," mundurlah mereka dan jatuh ke tanah“. Frasa ”Akulah Dia“ dalam ayat di atas dalam bahasa Yunani, Ego eimi. Terkait bentuk kata Ego eimi dalam Yohanes 8:58, Donald Guthrie kembali menegaskan, ”Ego eimi di sini harus dilihat sebagai penghubung dengan nama untuk YHWH yang dinyatakan dalam Keluaran 3 dan dengan penggunaan tanpa tambahan dari ’Aku’ (Ibr: ”Ani Hu“/Yun: ”Ego Eimi“) dalam Yesaya 46:4“.



Sekalipun bentuk kata Ego eimi yang diucapkan Yesus dalam Kitab Yohanes sangat unik dan dihubungkan dengan penggunaan bentuk kata ganti yang diucapkan YHWH dalam Keluaran 3:14 dan Yesaya 46:4, namun kita tidak bisa menyimpulkan begitu saja bahwa Yesus adalah YHWH (Yahweh) itu sendiri. Penegasan Yesus dengan menggunakan bentuk Ego eimi dalam beberapa kasus percakapan tertentu lebih menegaskan kesadaran diri-Nya sebagai yang memiliki sifat keilahian yaitu Sang Firman YHWH katimbang mengidentifikasi diri-Nya sebagai YHWH itu sendiri.

Pernyataan diri-Nya dengan bentuk kata Ego eimi  hendak mewartakan pada pendengar-Nya bahwa diri-Nya datang dari kekekalan karena diri-Nya datang dari hakikat YHWH yaitu sebagai Sang Firman sebagaimana Dia berkata, ” sebab Aku keluar dan datang dari (Tuhan) - (Yoh 8:42)“. Bukankah telah dikatakan, ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan (Tuhan) dan Firman itu adalah (Tuhan)“ (Yoh 1:1).






[1] Teologi Perjanjian Baru 1, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993, hal  374

[2] Ibid., hal 375

No comments:

Post a Comment