Friday, February 24, 2017

BASIS PEWARTAAN PAULUS PADA TORAH


Jika kita perhatikan dengan seksama, pewartaan Rasul Paul sangat konsisten perihal Yesusyaitu sebagai “Mesias”, “Anak Tuhan”, “Tuan”/”Tuan Yang Ilahi” dalam setiap surat-surat yang dibuatnya sebagai fundasi pengajaran gereja maupun midrash/kotbah lisan yang disampaikannya dan direkam secara tertulis dalam Kitab Kisah Rasul. Dalam Kisah Rasul 9:19b dilaporkan Rasul Paul mewartakan Yesus adalah “Anak Tuhan”. Dalam Kisah Rasul 19:22 dilaporkan Rasul Paul mewartakan bahwa Yesus adalah “Mesias”. Dalam 1 Korintus 12:3 Rasul Paul mewartakan “Yesus adalah Tuan Yang Ilahi”.

Apakah pesan pewartaan Rasul Paul mengambil alih gagasan pagan (kekafiran) Yunani dan Romawi tentang anak dewa? Sekalipun Rasul Paul bisa berbahasa Yunani dan kerap mengutip sajak-sajak filsuf Yunani dalam berbagai suratnya, namun pesan pewartaan Rasul berakar pada TaNaKh (Torah, Neviim, Ketuvim) dan konsep-konsep religius yang sudah familiar dalam Yudaisme yaitu harapan perihal “Mesias”, “Anak Tuhan”, “Tuan”/”Tuan Yang Ilahi”.

Pesan pewartaan Rasul Paul tidak berbeda dengan pesan dalam Injil Sinoptik bahwa Yesus adalah “Mesias”, “Anak Tuhan”, “Tuan”/”Tuan Yang Ilahi” (Mat 16:16, Yoh 13:13;20:31). Konsep tentang Yeshua Anak Tuhan dapat kita simak dalam Mazmur 2:7, “... Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini”. Konsep Yesus sebagai Mesias dapat kita simak dalam Mazmur 2:2, “Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan YHWH dan yang diurapi-Nya”. Konsep tentang Yesus adalah Tuan/Tuan Yang Ilahi berakar pada Mazmur 110:1, “Demikianlah firman YHWH kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku,...”. 

Kegagalan menempatkan sosok historis dan perkataan Yesus dari konteks Yahudi dan Yudaisme akan menuntun pada kesalahan berikutnya terhadap penafsiran surat-surat Rasul Paul yang dikira mewartakan Yesus yang berbeda dengan Torah dan Yudaisme. Dalam bahasa Prof. Craig Evans, “Yesus telah dikeluarkan dan dipindahkan dalam mana yang diduga lebih layak diterima yaitu latar belakang Helenistik”(The Missing Jesus:Rabinic Judaism and the New Testament, 2002:11). Jika kita menempatkan sabda dan ajaran Yesus dalam bingkai Yudaisme, maka pewartaan Rasul Paul akan mudah dipahami jika kita meletakkannya dalam bingkai yang sama yaitu Yudaisme yang berpusat pada Torah.

No comments:

Post a Comment