Thursday, March 1, 2018

BENARKAH TULISAN DI KAYU SALIB MEMBENTUK FORMASI YHWH?


Di media sosial saya telah berulang kali mengingatkan kelompok-kelompok Sacred Namer dan Hebraic Root yang masih mengulang asumsi-asumsi yang keliru bahwa tulisan di kayu salib membentuk formasi nama YHWH (Yeshua Ha Natsri Wa Melek Ha Yehudim) saat dikatakan, "Dan Pilatus menyuruh memasang juga tulisan di atas kayu salib itu, bunyinya: 'Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi'. Banyak orang Yahudi yang membaca tulisan itu, sebab tempat di mana Yesus disalibkan letaknya dekat kota dan kata-kata itu tertulis dalam bahasa Ibrani, bahasa Latin dan bahasa Yunani" (Yoh 19:19-20)

Puji Tuhan beberapa artikel saya telah dibaca hampir seribuan lebih pembaca dan telah banyak menyadarkan sejumlah pembelajar yang sudi dan rela belajar dengan benar terkait pokok-pokok kepercayaan. 

Frasa Yeshua Hanatsri Wamelek Hayehudim adalah pemaksaan pemikiran demi mencari pembuktian dukungan terhadap kebenaran nama YHWH sehingga memperkosa kaidah kebahasaan yang benar. Jika frasa di atas diterjemahkan akan menghasilkan kalimat, “Yeshua Orang Natsaret DAN Raja Orang Yahudi”

Padahal kata sambung We (Dan) tidak ada baik dalam naskah Yunani maupun Aramaik. Dalam naskah Yunani dituliskan sbb: “Iesous ho Nazooraios ho Basileus toon Ioudaioon”. Dalam Hebrew New Testament diterjemahkan dalam bahasa Ibrani, Yeshua Hanazri Melek Hayehudim”. Kalaupun hendak dipaksakan ada, kata "waw" yang disambung dengan "mem" seharusnya dibunyikan "umelek" (dan raja itu) bukan "wamelek"

Terjemahan Ibrani Franz Deitz menuliskan, Yeshua Hanazri Melek Hayehudim”. Sementara versi Peshitta Aramaik dari Abad 5 Ms menuliskan, Yeshu Nazraya Malka Dyehudaya”. Dari kajian singkat di atas nampaklah pada kita bahwa pernyataan bahwa kalimat di atas palang salib membentuk susunan nama YHWH tidak memiliki landasan historis dan teologis sama sekali. Lebih kepada gothak gathuk mathuk(dicocok-cocokkan sesuai selera) dan tidak memiliki nilai keilmiahan sebagai pembuktian. 

 (Gambar di atas menambahkan huruf "waw" di depan "mem" yang seharusnya tidak ada)

Cara penyimpulan dengan cara di atas dalam Teologi disebut dengan Eisegesa yaitu pemaksaan opini terhadap teks sebagai kebalikan dari Eksegesa yaitu eksplorasi terhadap teks sehingga berbicara kepada pembaca. Masih banyak data yang lebih berbobot yang dapat dipakai sebagai alat pembuktian mengenai relevansi nama YHWH baik dalam TaNaKh maupun Kitab Perjanjian Baru. 

Mari kita jauhkan dari sikap-sikap emosional fundamentalis dalam menyajikan kebenaran dan lebih menemouh jalur rasional akademis serta teologis dalam menyampaikan kebenaran perihal nama YHWH Bapa kita Surgawi sehingga banyak orang akan mengalami pencerahan dan pencerdasan.

No comments:

Post a Comment