Friday, March 30, 2018

YANG SULUNG BANGKIT DARI KEMATIAN


Iman Kristen dilandaskan pada kebangkitan Yesus Sang Mesias dari alam maut. Jika Yesus Sang Mesias tidak bangkit maka sia-sialah iman Kristen. Rasul Paul berkata: “Tetapi andaikata Mesias tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1 Kor 15:14). Ayat ini menegaskan pada kita bahwa kebangkitan Yesus dari alam maut adalah kemutlakan. 

Jika Yesus hanya lahir dan mati, maka Dia tidak lebih dari para nabi dan tokoh pendiri agama besar di dunia ini. Jika Yesus hanya lahir dan mati, maka Dia hanya mengukir sejarah sebagai orang bijaksana dari salah sekian orang bijaksana yang pernah hadir mewarnai dunia yang pekat dengan kejahatan dan kerusakan moral. Namun ada yang berbeda dengan Yesus Sang Mesias. 

Dia lahir dan mati sebagaimana dinubuatkan dalam Kitab Torah dan Dia bangkit dari kematian sebagaimana dinubuatkan pula dalam Torah sebagaimana Rasul Paul menegaskan dalam ayat sebelumnya sbb: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Mesias telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya” (1 Kor 15:3-5).

Kitab Suci yang mana yang dimaksudkan oleh Rasul Paul ketika dia berbicara bahwa kematian dan kebangkitan Kitab Suci yang mana yang dimaksudkan oleh Rasul Paul ketika dia berbicara bahwa kematian dan kebangkitan Yesus dari alam maut telah menggenapi nubuatan dalam Kitab Suci? Yesaya 53:8-12 merupakan penggenapan dari seluruh karya Mesias yang tergenapi dalam diri Yesus Sang Mesias sebagaimana dapat kita baca sbb: “Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi YHWH berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak YHWH akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak”.

Rasul Paul menegaskan kebenaran berita Injil bahwa Yesus telah bangkit dari alam maut dengan mengatakan: Tetapi yang benar ialah, bahwa Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20). Dengan mengatakan “tetapi yang benar”, Rasul Paul hendak menepis semua anggapan dan perlawanan pada zamannya yang hendak menolak kebangkitan Yesus dari alam maut. Sebagaimana kita ketahui, berita dusta telah disebarkan sejak kebangkitan Yesus dari kematian-Nya sebagaimana dilaporkan dalam Matius 27:62-64, “Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama”.

Peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian telah tergambar dalam Tujuh Hari Raya YHWH, sebagaimana penderitaan dan kematian-Nya. Jika Rasul Paul menghubungkan Pesakh dengan pengorbanan Yesus sebagai Anak Domba Tuhan sebagaimana dikatakan, “Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Mesias” (1 Kor 5:7), maka  Rasul Paul menghubungkan perayaan Buah Sulung sebagai peristiwa yang menunjuk pada kebangkitan Yesus dari kematian sebagaimana nampak dalam kalimat “Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20).


Perayaan Bikurim (buah sulung) atau Sfirat ha Omer, menunjuk hari raya panen Bangsa Israel setelah memasuki tanah Kanaan. Tiap jatuh panen mempersembahkan buah sulung panen dan menghitung omer (Im 23:9-14). Omer, adalah satuan ukuran yang digunakkan oleh masyarakat Israel kuno untuk mengunjukkan berkas hasil bumi dan komoditas kering. Menurut Torah, 1 omer setara dengan 0,1 ephah (Cat: 1 omer=0,1 ephah. 1 ephah= 10 omer=36,4 liter). Perintah menghitung omer dan memberikan persembahan sulung diatur dalam Imamat 23:10-11, “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama  (omer reshit) dari penuaianmu kepada imam dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu (omer) di hadapan YHWH, supaya YHWH berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu”.

Ada perbedaan pendapat diantara mazhab agama Yahudi di zaman Mesias sampai sekarang mengenai kapan ditetapkannya perayaan Buah Sulung (Sfirat ha Omer/Bikurim). Perbedaan tersebut dikarenakan perintah YHWH yang menimbulkan multitafsir dalam Imamat 23:9-11 mengenai kalimat “mimmohorat ha Shabat” (sesudah sabat itu). 

Mazhab Farisi memaknai kalimat “sesudah sabat itu” sebagai sabat moed atau sabat hari raya, sehingga setiap saat jatuh perayaan Roti Tidak Beragi pada Tgl 15 Nisan itu adalah saatnya sabat moed maka sehari setelah itu yaitu Tgl 16 Nisan dimulailah perayaan Buah Sulung dan menghitung omer sampai hari kelima puluh.  Sementara itu mazhab Saduki memaknai kalimat “sesudah Sabat itu” sebagai hari sesudah hari sabtu yaitu hari minggu. Oleh karenanya penentuan kapan saat perayaan Shavuot atau Pentakosta akan terjadi selisih selama satu minggu antara mazhab Farisi dan mazhab Saduki karena penetapan perayaan Shavuot dimulai dengan menghitung omer (berkas gandum) sampai hari kelima puluh dimulai sejak perayaan Buah Sulung.
 
Kembali kepada peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian. Apakah nilai kebangkitan Yesus dari alam maut bagi orang yang percaya padanya? Sebagaimana semua anak keturunan Adam mewarisi maut dalam persekutuan dengan Adam yang telah melanggar hukum YHWH sehingga berdosa, maka semua orang yang berada dalam persekutuan dengan Adam yang baru yaitu Yesus Sang Mesias, mereka akan mengalami hidup kekal sebagaimana dikatakan: “Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Mesias. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Mesias sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya” (1 Kor 15:21-23). 

Kebenaran yang serupa ditegaskan dalam surat Roma sbb: Tetapi karunia Tuhan tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Tuhan dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Sang Mesias. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Sang Mesias” (Rm 5:15-17)

2 comments:

  1. shalom Pdt. Teguh,
    kiranya bapak bisa menulis ttg idiom-idiom ibrani yang termuat dalam alkitab agar kita yg belajar alkitab bisa lebih lagi dalam pemahamannya. terima kasih

    ReplyDelete
  2. Silahkan Anda membuka arsip di bet-midrash.blogspot.com karena Ada banyak kajian singkat sebagaimana yang Anda tanyakan. Saya ambil contoh
    http://bet-midrash.blogspot.co.id/2017/10/makna-istilah-mengikat-dan-melepaskan.html?m=1

    Demikian yang bisa saya informasikan. Tuhan memberkati

    ReplyDelete