Iman
Kristen dilandaskan pada kebangkitan Yesus Sang Mesias dari alam maut. Jika Yesus
Sang Mesias tidak bangkit maka sia-sialah iman Kristen. Rasul Paul berkata: “Tetapi andaikata Mesias tidak dibangkitkan,
maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1
Kor 15:14). Ayat ini menegaskan pada kita bahwa kebangkitan Yesus dari alam
maut adalah kemutlakan.
Jika Yesus hanya lahir dan mati, maka Dia tidak lebih dari para nabi dan tokoh
pendiri agama besar di dunia ini. Jika Yesus hanya lahir dan mati, maka Dia
hanya mengukir sejarah sebagai orang bijaksana dari salah sekian orang
bijaksana yang pernah hadir mewarnai dunia yang pekat dengan kejahatan dan
kerusakan moral. Namun ada yang berbeda dengan Yesus Sang Mesias.
Dia
lahir dan mati sebagaimana dinubuatkan dalam Kitab Torah dan Dia bangkit dari
kematian sebagaimana dinubuatkan pula dalam Torah sebagaimana Rasul Paul
menegaskan dalam ayat sebelumnya sbb: “Sebab
yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima
sendiri, ialah bahwa Mesias telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan
Kitab Suci,bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada
hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri
kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya” (1 Kor 15:3-5).
Kitab
Suci yang mana yang dimaksudkan oleh Rasul Paul ketika dia berbicara bahwa
kematian dan kebangkitan Kitab Suci yang mana yang dimaksudkan oleh Rasul Paul
ketika dia berbicara bahwa kematian dan kebangkitan Yesus dari alam maut telah
menggenapi nubuatan dalam Kitab Suci? Yesaya 53:8-12 merupakan penggenapan dari
seluruh karya Mesias yang tergenapi dalam diri Yesus Sang Mesias sebagaimana
dapat kita baca sbb: “Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya
siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang
hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
Orang
menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara
penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada
dalam mulutnya. Tetapi YHWH berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan.
Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat
keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak YHWH akan terlaksana olehnya.
Sesudah
kesusahan jiwanya ia akan melihat terang
dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh
hikmatnya, dan kejahatan mereka dia
pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan,
dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti
karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di
antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan
berdoa untuk pemberontak-pemberontak”.
Rasul Paul menegaskan kebenaran berita Injil bahwa Yesus telah
bangkit dari alam maut dengan mengatakan:
“Tetapi yang
benar ialah, bahwa Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai
yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20). Dengan
mengatakan “tetapi yang benar”, Rasul Paul hendak menepis semua anggapan dan
perlawanan pada zamannya yang hendak menolak kebangkitan Yesus dari alam
maut. Sebagaimana kita ketahui, berita dusta telah disebarkan sejak kebangkitan Yesus dari kematian-Nya sebagaimana dilaporkan dalam Matius 27:62-64, “Keesokan harinya, yaitu sesudah hari
persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama
menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si
penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena
itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau
tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada
rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang
terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama”.
Peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian telah tergambar dalam Tujuh
Hari Raya YHWH, sebagaimana penderitaan dan kematian-Nya. Jika Rasul Paul
menghubungkan Pesakh dengan pengorbanan Yesus sebagai Anak Domba Tuhan
sebagaimana dikatakan, “Buanglah ragi
yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak
beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Mesias” (1
Kor 5:7), maka Rasul Paul menghubungkan
perayaan Buah Sulung sebagai peristiwa yang menunjuk pada kebangkitan Yesus dari
kematian sebagaimana nampak dalam kalimat “Mesias
telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang
yang telah meninggal” (1 Kor 15:20).
Perayaan Bikurim (buah
sulung) atau Sfirat ha Omer,
menunjuk hari raya
panen Bangsa Israel setelah memasuki tanah Kanaan. Tiap jatuh panen mempersembahkan
buah sulung panen dan menghitung omer (Im
23:9-14). Omer, adalah satuan ukuran yang digunakkan oleh masyarakat Israel
kuno untuk mengunjukkan berkas hasil bumi dan komoditas kering. Menurut Torah,
1 omer setara dengan 0,1 ephah (Cat: 1 omer=0,1 ephah. 1 ephah=
10 omer=36,4 liter). Perintah menghitung omer dan memberikan persembahan sulung
diatur dalam Imamat 23:10-11, “Berbicaralah
kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri
yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa
seberkas hasil pertama (omer reshit) dari penuaianmu kepada imam dan
imam itu haruslah mengunjukkan berkas
itu (omer) di hadapan YHWH, supaya YHWH berkenan akan kamu. Imam harus
mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu”.
Ada perbedaan pendapat diantara mazhab agama
Yahudi di zaman Mesias sampai sekarang mengenai kapan ditetapkannya perayaan
Buah Sulung (Sfirat ha Omer/Bikurim). Perbedaan
tersebut dikarenakan perintah YHWH yang menimbulkan multitafsir dalam Imamat
23:9-11 mengenai
kalimat “mimmohorat ha Shabat”
(sesudah sabat itu).
Mazhab Farisi memaknai kalimat “sesudah sabat
itu” sebagai sabat moed atau sabat
hari raya, sehingga setiap saat jatuh perayaan Roti Tidak Beragi pada Tgl 15
Nisan itu adalah saatnya sabat moed maka sehari setelah itu yaitu Tgl 16 Nisan
dimulailah perayaan Buah Sulung dan menghitung omer sampai hari kelima puluh. Sementara
itu mazhab Saduki memaknai kalimat “sesudah
Sabat itu” sebagai hari sesudah hari sabtu yaitu hari minggu. Oleh
karenanya penentuan kapan saat perayaan Shavuot
atau Pentakosta akan terjadi selisih selama satu minggu antara mazhab Farisi
dan mazhab Saduki karena penetapan perayaan Shavuot
dimulai dengan menghitung omer (berkas gandum) sampai hari kelima puluh dimulai
sejak perayaan Buah Sulung.
Kembali kepada peristiwa kebangkitan Yesus dari kematian. Apakah
nilai kebangkitan Yesus dari alam maut bagi orang yang percaya padanya?
Sebagaimana semua anak keturunan Adam mewarisi maut dalam persekutuan dengan
Adam yang telah melanggar hukum YHWH sehingga berdosa, maka semua orang yang
berada dalam persekutuan dengan Adam yang baru yaitu Yesus Sang Mesias,
mereka akan mengalami hidup kekal sebagaimana dikatakan: “Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga
kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti
semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Mesias. Tetapi tiap-tiap orang menurut
urutannya: Mesias sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi
milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya” (1 Kor 15:21-23).
Kebenaran yang serupa ditegaskan dalam surat Roma sbb: “Tetapi karunia Tuhan tidaklah sama dengan
pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah
jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Tuhan dan
karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Sang
Mesias. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab
penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi
penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran.
Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka
lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan
anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus
Sang Mesias” (Rm 5:15-17)
shalom Pdt. Teguh,
ReplyDeletekiranya bapak bisa menulis ttg idiom-idiom ibrani yang termuat dalam alkitab agar kita yg belajar alkitab bisa lebih lagi dalam pemahamannya. terima kasih
Silahkan Anda membuka arsip di bet-midrash.blogspot.com karena Ada banyak kajian singkat sebagaimana yang Anda tanyakan. Saya ambil contoh
ReplyDeletehttp://bet-midrash.blogspot.co.id/2017/10/makna-istilah-mengikat-dan-melepaskan.html?m=1
Demikian yang bisa saya informasikan. Tuhan memberkati