Perayaan ini menunjuk pada pesta panen hari kelima puluh setelah menghitung buah sulung. Dalam tradisi Yahudi dihubungkan pula dengan turunnya Torah di Sinai. Barney Kasdan menjelaskan, “Rabbis discovered that the Israelites came to Mount Sinai in the third month after Passover (Exodus 19:1). Shavuot is the day Moses received the Law to deliver to the people. Modern observance includes celebrating the giving of the Torah. Hence, the rabbinic name for Shavuot is Zman Matan Torateynu (the Time of the Giving of Our Law)”[1] (Para rabbi menemukan bahwa bangsa Israel mendatangi Gunung Sinai pada bulan ketiga setelah Paskah (Kel 19:1). Shavuot adalah hari dimana Musa menerima Torah untuk disampaikan kepada umat Israel. Pelaksanaan perayaan modern melibatkan perayaan turunnya Torah pada Shavuot. Oleh karena itu, para rabbi memberikan nama bagi Shavuot sebagai Zman Matan Torateynu yang artinya Waktu bagi Pemberian Torah bagi kita).
Perayaan Shavuot dinamakan juga Pentakosta. Istilah ini merujuk pada Kitab Septuaginta (terjemahan TaNaKh: Torah, Neviim, Kethuvim dalam bahasa Yunani pada Abad III Ms yang disponsori oleh Kaisar Ptolemaus Philadhelphus) yang menerjemahkan kata “lima puluh hari” dalam Imamat 23:16 di atas dengan kata Yunani Pentekonta.
Kitab Kisah Rasul 2:1 salinan berbahasa Yunani mengadopsi istilah Pentekostes dari Kitab Septuaginta. Jadi ketika kita merayakan Hari Raya Pentakosta kita harus mengembalikan maknanya pada konteks perayaan Ibrani yaitu Yom Shavuot. Mayoritas Kekristenan menganggap Perayaan Pentakosta sebagai perayaan pencurahan Roh Kudus, suatu hari raya baru yang terpisah dari hari-hari raya Yahudi. Yang benar adalah peristiwa pencurahan Roh Kudus terjadi bersamaan dengan perayaan Yom Shavuot atau Pentakosta.
Yom Shavuot adalah pesta panen, yaitu panen gandum. Tiap tahun, orang-orang Yahudi perantauan harus mudik untuk merayakan tiga hari raya utama yaitu Pesakh (ha Matsah), Shavuot dan Sukkot (Pondok Daun) sebagaimana dikatakan: “Tiga kali setahun setiap orang laki-laki di antaramu harus menghadap hadirat YHWH, Tuhanmu, ke tempat yang akan dipilih-Nya, yakni pada hari raya Roti Tidak Beragi, pada hari raya Tujuh Minggu dan pada hari raya Pondok Daun. Janganlah ia menghadap hadirat YHWH dengan tangan hampa, tetapi masing-masing dengan sekedar persembahan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh YHWH Tuhanmu."
Oleh karenanya Kisah Rasul 2: 5 melaporkan bahwa ada banyak orang Yahudi dari berbagai wilayah perantuan berkumpul menyaksikan peristiwa pencurahan roh yang dialami murid-murid Yesus Sang Mesias sebagaimana dikatakan,” Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit”, demikian juga dalam ayat 8-10 dikatakan, “Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita:kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapa dokia, Pontus dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma…”
Yom Shavuot dalam Perjanjian Baru menunjuk pada peristiwa pencurahan Roh Kudus kepada para murid Yesus Sang Mesias untuk tugas pekabaran Injil sebagaimana dikatakan: “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya” (Kis 2:1-4).
[1] God’s Appointed Time: A Practical Guide for Undestanding and Celebrating the Biblical Holiday, Lederer Books 1993, p. 53
No comments:
Post a Comment