Saturday, April 15, 2017

KEBANGKITAN YESUS DARI ALAM MAUT SEBAGAI JANTUNG IMAN KRISTEN


Jantung adalah organ dalam dari mahluk manusia dan hewan yang memompa darah agar mengalir dan bersirkulasi dengan benar sehingga terjadi keseimbangan dalam metabolisme tubuh. Jika jantung berhenti berdetak maka berhentilah setiap aktivitas kehidupan alias mati.

Iman Kristen dilandaskan pada kebangkitan Yesus Sang Mesias dari alam maut. Jika Yesus Sang Mesias tidak bangkit maka sia-sialah iman Kristen. Rasul Paul berkata: “Tetapi andaikata Mesias tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu” (1 Kor 15:14). Ayat ini menegaskan pada kita bahwa kebangkitan Yesus dari alam maut adalah kemutlakan. Jika Yesus hanya lahir dan mati, maka Dia tidak lebih dari para nabi dan tokoh pendiri agama besar di dunia ini. Jika Yesus hanya lahir dan mati, maka Dia hanya mengukir sejarah sebagai orang bijaksana dari salah sekian orang bijaksana yang pernah hadir mewarnai dunia yang pekat dengan kejahatan dan kerusakan moral. Namun ada yang berbeda dengan Yesus Sang Mesias. Dia lahir dan mati sebagaimana dinubuatkan dalam Kitab Torah dan Dia bangkit dari kematian sebagaimana dinubuatkan pula dalam Torah sebagaimana Rasul Paul menegaskan dalam ayat sebelumnya sbb: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci,bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya” (1 Kor 15:3-5). Seorang penulis dan apologet Kristen bernama C. Marvin Pate dan Shery L. Pate menuliskan sbb: “Kekristenan berdiri kokoh atau runtuh berdasarkan kebangkitan Yesus. Dan buktinya, bertentangan dengan para pendiri agama-agama lainnya yang masih tergeletak di dalam kubur mereka, kekristenan adalah satu-satunya iman yang pendirinya mengalami jalan hidup yang sama sekali berbeda. Seperti yang dikatakan oleh malaikat, ‘Dia tidak berada di sini; Dia telah bangkit’. Ini adalah sebuah pemikiran yang mengagumkan, pemikiran yang dijunjung tinggi oleh orang-orang Kristemn dan yang memberikan harapan pasti untuk masa depan”[1]

Kitab Suci yang mana yang dimaksudkan oleh Rasul Paul ketika dia berbicara bahwa kematian dan kebangkitan Yesus dari alam maut telah menggenapi nubuatan dalam Kitab Suci? Yesaya 53:8-12 merupakan penggenapan dari seluruh karya Mesias yang tergenapi dalam diri Yesus Sang Mesias sebagaimana dapat kita baca sbb: “Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya. Tetapi YHWH berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak YHWH akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak”

Hari-hari ini banyak buku ditulis untuk menyerang iman terhadap kebangkitan. Buku-buku yang ditulis oleh orang-orang Barat dan Asia yang mengaku sebagai sarjana-sarjana peneliti Kitab Suci namun yang sesungguhnya telah kehilangan iman terhadap apa yang tertulis dalam Kitab Suci. Akhir-akhir ini, Kekristenan kembali diguncangkan oleh heboh penemuan yang diduga makam keluarga Yesus di Talpiot, sebelah timur Yerusalem. Penemuan yang dipelopori oleh Otoritas Kepurbakalan Israel (Israel Antiquities Authority – IAA) pada tahun 1980 ini menjadi heboh pada Maret tahun 2007 semenjak ditayangkannya film The Lost Tomb of Jesus (LTJ) oleh Discovery Channel dan Vision TV di Amerika dengan sutradaranya Simcha Jacobovici. Film terdahulunya dari BBC dalam bentuk film dokumenter yang ditayangkan pada tahun 1996, telah pula menimbulkan kehebohan. Kehebohan ini disusul dengan diterbitkannya buku karya James Tabor dengan judul, The Jesus Dynasty:The Hidden History of Jesus, His Royal Family and the Birth of Christianity (2006). Kemudian setahun kemudian yaitu tahun 2007, Simcha Jacobovici menuliskan buku bersama Charles Pellegrino dengan judul, The Jesus Family Tomb: the Discovery, the Investigation, and the Evidence That Could Change History.

DR. Ioanes Rahmat yang banyak menuliskan artikel dan buku kontroversial yang bercorak liberal terhadap iman Kristen, memberikan pernyataan berani untuk menolak kebangkitan Yesus secara badani. Pernyataanya didukung penemuan makam Talpiot di Yerusalem Timur yang diduga makam keluarga Yesus walau kemudian terbukti bahwa makam tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan makam keluarga Yesus Sang Mesias. Dalam salah satu artikelnya mengatakan sbb: “Jika sisa-sisa jasad Yesus memang ada di bumi, maka kebangkitan dan kenaikan Yesus ke sorga tidak bisa lagi dipahami sebagai kejadian-kejadian sejarah obyektif melainkan sebagai metafora. Para penulis PB sendiri pasti memahami keduanya sebagai metafora; jika tidak demikian mereka orang-orang yang sudah tidak lagi memiliki kemampuan mana yang realitas dan mana yang fantasi dan delusi”[2]

Pernyataan DR. Ioanes Rahmat bukan pendapat baru. Jauh sebelumnya teolog Jerman bernama Rudolph Bultman, penggagas teori Demitologisasi menyatakan demikian: “Namun bagaimana dengan kebangkitan Mesias? Bukankah ini sepenuhnya mitos? Dalam beberapa kasus, kebangkitan bukanlah peristiwa historis yang harus dimengerti secara demikian”[3] Bahkan lebih jauh lagi, kitab Injil telah mencatat bagaimana upaya untuk meredam berita agung tersebut ketika sejumlah imam Yahudi membayar beberapa orang untuk menyebarluaskan kebohongan sebagaimana dikatakan: “Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: ‘Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa’. Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini” (Mat 28:11-15). Kisah di atas memberikan penjelasan kepada kita akar dusta dan penolakkan modern terhadap kebangkitan Yesus dari alam maut.

Mengapa dunia menolak kebangkitan Yesus dari kematian sebagai fakta dan sejarah? Karena jika fakta itu diterima maka kita pun harus menerima perkataan Yesus sebagai kebenaran. Sabdanya: “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup” (Yoh 5:24). Siapakah yang sanggup memberikan pernyataan tegas dan memastikan kehidupan dan kematian seseorang selain Yesus Sang Mesias? Di tempat lain Yesus bersabda: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati” (Yoh 11:25). Nabi mana dan orang kudus mana yang berani menyatakan bahwa kematian dan kehidupan dihubungkan dengan keberadaan dirinya? Hanya Yesus yang melakukan demikian. Mengapa? Karena Yesus adalah Anak Tuhan, Sang Firman yang menjadi manusia (Mat 16:16, Yoh 1:14). Yesus telah membuktikan perkataannya sendiri bahwa dirinya adalah kebangkitan dan hidup. Bagaimana Yesus dapat memberikan kehidupan jika Dia tidak berkuasa atas alam maut? Kebangkitannya dari alam maut menegaskan kebenaran sabdanya bahwa Yesus berkuasa atas maut dan berkuasa memberikan kehidupan kekal bagi semua orang yang percaya padanya.

Sekali lagi Rasul Paul menegaskan kebenaran berita Injil bahwa Yesus telah bangkit dari alam maut dengan mengatakan: “Tetapi yang benar ialah, bahwa Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20). Dengan mengatakan “tetapi yang benar”, Rasul Paul hendak menepis semua anggapan dan perlawanan pada zamannya yang hendak menolak kebangkitan Yesus dari alam maut. Yang menarik, Rasul Paul menghubungkan perayaan Buah Sulung sebagai peristiwa yang menunjuk pada kebangkitan Yesus sebagaimana nampak dalam kalimat “Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal”.

Pernyataan ini menggemakan pesan bahwa seluruh hari raya YHWH yang ditetapkan di Sinai (Im 23:1-44) menunjuk pada Yesus Sang Mesias sebagai wujud kepenuhannya (Kol 2:17)[4]. Paskah berhubungan dengan Yesus sebagai Anak Domba Paskah yang dikorbankan (1 Kor 5:7). Hari Raya Roti Tidak Beragi berhubungan dengan penguburan Yesus di dalam rahim bumi dan panggilan bagi murid-murid Yesus untuk membuang ragi kefasikan dalam hidup (1 Kor 5:8). Dan Perayaan Buah Sulung berhubungan dengan kebangkitan Yesus dari alam maut sebagai buah sulung. Semua peristiwa Mesianis dalam kehidupan Yesus bukan khayalan dan teologi yang dikarang oleh gereje di kemudian hari melainkan memiliki dasar dan landasan dalam nubuatan YHWH dalam Kitab Suci dan ibadah yang ditetapkan-Nya.

Apakah nilai kebangkitan Yesus dari alam maut bagi orang yang percaya padanya? Sebagaimana semua anak keturunan Adam mewarisi maut dalam persekutuan dengan Adam yang telah melanggar hukum YHWH sehingga berdosa, maka semua orang yang berada dalam persekutuan dengan Adam yang baru yaitu Yesus Sang Mesias, mereka akan mengalami hidup kekal sebagaimana dikatakan: “Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Mesias. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Mesias sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya” (1 Kor 15:21-23). Kebenaran yang serupa ditegaskan dalam surat Roma sbb: “Tetapi karunia Tuhan tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Tuhan dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Sang Mesias. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Sang Mesias” (Rm 5:15-17)

Oleh karenanya barangsiapa yang merindukan untuk memperoleh hidup yang kekal, terimalah berita Injil yang menyatakan bahwa Yesus mati untuk dosa kita dan bangkit untuk mengaruniakan kehidupan kekal bagi barangsiapa yang menerima dan percaya padanya sebagai Mesias dan Anak Tuhan. Bagi mereka yang telah menerimanya tetaplah di dalam Dia agar keselamatan dan kehidupan kekal tetap menjadi milik bagian kita sebagaimana Rasul Paul berkata: “Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu -- kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya” (1 Kor 15:2).




End Notes:

[1] Disalibkan Oleh Media: Fakta dan Fiksi Tentang Yesus Sejarah, Yogyakarta: Andi Offset 2007, Hal 215

[2] Kontroversi Temuan Makam Keluarga Yesus, Kompas 5 April 2007

[3] New Testament & Mythology, Fortress Press 1984, hal 36

[4] Baca artikel saya berjudul Tujuh Hari Raya YHWH Sebagai Bayangan Karya Mesias
http://teguhhindarto.blogspot.com/2011/04/tujuh-hari-raya-yhwh-sheva-moedim.html

No comments:

Post a Comment