Tanggal 16 Juli 2016 kita dikejutkan dengan peritiwa Kudeta Militer di Turki yang melibatkan 2.893 tentara. Namun anehnya dengan cepat Presiden Erdogan berhasil menggagalkan kudeta tersebut. CNN menyebutkan setidaknya 2.839 perwira militer ditangkap.
Kantor berita Anatolian menyatakan 200 pejabat pengadilan Turki juga dijebloskan ke penjara, termasuk 140 anggota Mahkamah Agung dan 48 anggota Council of State, satu dari tiga pengadilan tinggi di Turki. Sebanyak 2.745 hakim pun dinonaktifkan. Ada banyak teori dan analisis perihal kudeta yang gagal tersebut.
Ada yang menganalisis bahwa kudeta ini dirancang gagal oleh Erdogan dengan meniru Hitler yang membakar gedung Reichstag pada malam 27 Februari 1933 yang menewaskan 160 orang. Ini menjadi salah satu peristiwa penting dalam mengukuhkan kedikatoran Nazi pimpinan Adolf Hitler. Gedung itu dibakar oleh Marinus van der Lubbe, seorang komunis Belanda, tapi diduga dibantu agen-agen Nazi agar komunislah yang jadi kambing hitam.
Namun Erdogan sendiri justru menuding tokoh Fethulah Gulen yang saat ini tinggal di Amerika sebagai dalang kudeta. Namun tidak kurang ada yang memberikan ulasan bahwa Amerika membatalkan dukungan terhadap kudeta setelah membuat kesepakatan dengan Erdogan sehingga kudeta yang seharusnya berhasil menggulingkan Erdogan justru berbalik menjadi kudeta yang gagal dan mengukuhkan kekuasan Erdogan. Kudeta berasal dari bahasa Prancis "coup d'État" yang bermakna "merobohkan legitimasi" atau "pukulan terhadap negara".
Dalam bukunya, Kudeta: Teori dan Praktek Penggulingan Kekuasaan (1999), Peneliti Senior CSIS Washington DC, Prof. Dr. Edward Luttwak menjelaskan perihal jenis kudeta dan prasyarat kudeta yang meliputi: Prasyarat kudeta:(1) krisis ekonomi berkepanjangan diikuti pengangguran besar-besaran (2) perang yang lama atau kekalahan besar dalam bidang militer/diplomatik (3) instabilitas kronis di bawah sistem multipartai.
Ribuan tahun lampau, Absalom telah melakukan konspirasi (persekongkolan) secara matang dan sistematis untuk kemudian melakukan kudeta terhadap kepemimpinan ayahnya yaitu Raja Daud. Namun nasib kudeta Absalom harus gagal karena dirinya tersangkut akar pepohonan (2 Sam 18:9) yang melintang sehingga menjerat upaya makar terhadap raja yang adalah ayahnya sendiri.
No comments:
Post a Comment