Tuesday, June 12, 2018

KEKUATAN DIBALIK KELEMAHAN


Kelemahan bukan alasan untuk kita rendah diri dan menyerah pada kenyataan. Tiga tokoh berikut telah membuktikan bahwa kepercayaan diri dan kemauan yang kuat mengalahkan berbagai kelemahan diri mereka. Ludwig van Beethoven. Oleh keteguhan dan semangatnya komposer terkenal ini tetap berkarya meski sudah sepenuhnya tuli. Padahal, jika dipikir, pendengaran adalah kebutuhan primer seorang komposer. Ia tidak membiarkan cacat yang dideritanya menghalanginya untuk berkarya. Semasa kecil, Beethoven juga sangat depresi menghadapi masa kanak-kanak yang keras dan penuh kekecewaan.

Agatha Christie,wanita yang satu ini sudah melahirkan begitu banyak buku. Ia adalah penulis populer dunia di jamannya, bahkan hingga saat ini masih banyak generasi muda yang jadi penikmat karyanya. Namun tahukah Anda? Semasa kecilnya Agatha Christie adalah penderita disleksia yaitu ketidak mampuan membaca dan menulis karena adanya kerusakan atau kelainan pada otak. Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar. Gangguan ini sempat membuat kegiatan menulis Agatha Christie terganggu. Akan tetapi, keteguhan hati dan kemauan keras mampu membuatnya bisa mengatasi keterbatasannya ini, dan menjadi salah satu penulis paling terkenal di dunia.

Albert Einstein, sang ilmuwan jenius yang terkenal itu juga menderita keterbelakangan. Ia mempunya memori yang buruk yang membuatnya tidak mampu mengingat meskipun untuk hal-hal kecil. Gangguan ini diduga juga sebagai bentuk disleksia. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menghentikannya untuk berkarya dalam bidang sains. Kita ketahui bahwa kejeniusan Albert Einstein telah menyumbangkan peran besar dalam dunia sains.

Jika kita menaruh percaya pada kuasa Tuhan yang tidak terbatas, maka sekalipun kita memiliki sejumlah kelemahan namun Dia mampu menyatakan kekuatan-Nya pada kita sebagaimana dikatyakan, "Tetapi jawab Tuan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Mesias turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Mesias. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat" (1 Kor 12:9-10)

No comments:

Post a Comment