Tuesday, June 12, 2018

MAKNA KATA HALELU-YAH


Mungkin tidak ada satu orang Kristenpun yang tidak akrab dengan kata Haleluya. Kita semua telah mendengar kata ini berulang-ulang dalam berbagai konteks. Haleluya adalah yang berasal dari bahasa Ibrani Halelu-Yah, yang kemudian diserap dalam bahasa Inggris menjadi Halelu-Jah. Tetapi apakah arti kata ini dalam bahasa Ibrani?
הַלְלוּיָהּ

Kata Halelu-Yah (Mzm 150:6),  sebenarnya adalah dua kata Ibrani yang disatukan yaitu Halelu (halel le) dan Yah. Kita menyebutnya kata majemuk. Secara literal, Halelu adalah ajakan untuk memuji seseorang atau sesuatu, yang ditujukan kepada lebih dari satu orang. Smentara, Yah  adalah bentuk pendek dari YHWH (Yahweh). Keyakinan Yahudi menyatakan bahwa nama ini terlalu suci untuk diucapkan sama sekali dan tidak ada yang tahu cara mengucapkannya dengan benar.
Sekalipun  nikud untuk YHWH adalah  יְהוָה   sehingga tidak diucapkan Yahweh melainkan Yehwah, namun hampir mayoritas para sarjana Kitab Suci dan berbagai kamus modern menyatakan bahwa nama Tuhan dalam Kitab Suci TaNaKh adalah YAHWEH, sebagaimana beberapa kutipan pernyataan berikut ini: "Rabbinical literature - the name Yahweh is considered the name proper" (Jewish Encylopaedia Vol IX, p. 162). Demikian pula dikatakan, "The true pronounciation of the name was never lost. Several early greek writers of the christian church testify that the name was pronounced Yahweh" (The Encylopaedia Judaica Vol VII, 1972:680)
Bahasa Ibrani asli tidak menggunakan huruf vokal tetapi hanya huruf konsonan. Kebanyakan penerjemah, baik Yahudi maupun Kristen, menggunakan kata LORD (Inggris), HERR (Belanda), SENIOR (Latin), TUHAN (Indonesia) sebagai gantinya. Dalam tradisi Yahudi selama berabad-abad orang mengacu pada nama Tuhan yang paling suci ini dengan hanya menyebutnya sebagai Sang Nama (HaShem) atau kadang-kadang bahkan versi pengganti yang lebih kuno seperti “Yang Kudus, Terpujilah Dia” (HaKadosh Baruch Hu).
Para pengikut Mesias modern saat ini terbagi atas kelayakan terjemahan (Tuhan), beberapa lebih suka untuk mengucapkan nama yang sebenarnya dan meyakini bahwa ini membuat iman lebih otentik dan asli, sementara yang lain tetap dengan mengikuti tradisi yang dipelihara secara ketat oleh orang Yahudi penganut Yudaisme atau juga Kekristenan arus utama dalam mengekspresikan pengabdian mereka.
Terlepas dari perdebatan perihal boleh tidaknya menyebut nama Tuhan dan akurasi ejaan nama-Nya, kita harus menegaskan keaslian dan karakter Israel yang sangat dibutuhkan dari doa-doa modern kita tanpa melupakan keanggunan Tuhan Israel yang jauh lebih peduli tentang hati kita daripada tentang tata bahasa kita.
Yesus sudah mengajarkan kita untuk menghampiri Tuhan YHWH dengan sebutan Bapa, “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu” (Mat 6:6). Pengetahuan perihal nama Tuhan sama penting dan berbanding lurus dengan sikap dan perilaku kita sebagai umat yang memanggil nama-Nya

1 comment: