Angka 666
begitu penting dalam teologi Kristen (setidaknya bagi denominasi/mazhab tertentu dalam Kekristenan) karena dihubungkan dengan bilangan figur
profetis yaitu Anti Mesias (Anti Kristus). Ada banyak tafsiran dan spekulasi
mengenai makna dan siapa serta dalam bentuk apa angka 666 tersebut
dipergunakan.
Tafsir
dan spekulasi perihal “siapa Anti Kristus” telah berlangsung berabad-abad,
mulai dari gelar Paus “Vicarius Filii Dei” (Wakil Putra Tuhan) yang jika
dikalkulasikan dalam abjad Latin menghasilkan angka 666. Demikian pula Kaisar
Nero yang jika di Ibranikan “Nron Qsr” yang jika dikalkulasikan akan
menghasilkan angka 666. Nama-nama seperti Hitler, Musolini telah menjadi
kandidat kalkulasi angka 666. Bahkan di era modern dan demokrasi, nama Bill
Clinton, Barack Obama pun menjadi sasaran tembak penafsiran “liar” perihal
Antikristus. Jika angka “666” menunjuk pada kode angka manusia (Why 13:18) dan
perihal “tanda yang disematkan pada tangan dan dahi” menunjuk pada sistem dan
perangkat yang akan dipergunakan sebagai kendali kontrol ekonomi dan politik
(Why 13:16-17).
Jika dahulu orang menafsirkan simbol 666 berupa gambar cap atau tatoo, maka di era teknologi informasi tafsiran diarahkan pada sistem micro chip yang ditanam dalam anggota tubuh manusia, baik di tangan maupun kening. Lambang-lambang perekonomian seperti bar code yang disematkan dalam tiap barang dagangan atau kode www (world wide web) dalam teknologi internet kerap dihubungkan dengan simbol-simbol Anti Mesias. Bahkan komputer pernah ditafsirkan sebagai kode yang menyimpan nama Anti Mesias dengan menghitung demikian, C (3X6 =18) O (15X6 = 90) M (13X6 = 78) P (16X6 = 96) U (21X6 =126) T (20X6 =120) E (5X6 =30) R (18X6 =108). Jika ditotalkan menghasilkan angka 666.
Sejak merebaknya
teknologi informasi, dimulai dari kemunculan komputer hingga smart phone,
tafsiran berkembang bukan lagi pada sosok atau figur Antikris/Anti Mesias
melainkan pada produk modern. Ketika smartcard merk Mondex (perusahaan Inggris yang didirikan tahun 1993) dipopulerkan,
muncul tafsir dan paranoia (ketakutan berlebihan) bahwa kartu kredit ini akan
menjadi alat transaksi jual beli dunia. Bahkan muncul informasi bahwa Mondex kepanjangan
dari Monetary & Dexter. Dan
mereka menggunakan SET protocol
untuk semua sistem transaksinya. Menurut Webster's Dictionary Encyclopedia Edition
artinya: "Monetary" (uang) dan "Dexter" (located on the
right hand). Singkatan SET menurut mereka pembalikkan dari nama yang disingkat dari The
Egyptian god of evil or Satan. Padahal SET
protocol aslinya kepanjangan dari Secure
Elektronic Transaction. Namun tahun 1996, Mondex justru berakhir ditangan
perusahaan bernama Mastercard pada tahun 1996.
Masih ingat
kehebohan saat peluncuran kartu GSM AXIS untuk hand phone dengan tarifnya 60/sms 60/menit 600/mms yang membentuk
formasi angka 666 dan penafsiran kata AXIS sebagai kebalikan dari SIXA=siksa
sedangkan AXIS=Anti Kris? Lalu paranoia itupun lenyap dan banyak orang masih
menggunakan kartu Axis sampai hari ini.
Lucent Technologies, pernah dihubungkan sebagai singkatan Lucifer Enterprises. Lucent Technologies
sendiri adalah perusahaan peralatan telekomunikasi multinasional Amerika yang
berkantor pusat di Murray Hill, New Jersey, di Amerika Serikat. Didirikan pada
tanggal 30 September 1996, melalui divestasi unit bisnis AT & T Technologies sebelumnya dari AT & T Corporation, yang mencakup Western Electric and Bell Labs. Lucent bergabung dengan Alcatel SA dari Perancis dalam
penggabungan sama pada tanggal 1 Desember 2006, membentuk Alcatel-Lucent. Alcatel-Lucent diserap oleh Nokia pada bulan Januari 2016.
Tahun 2017 ini kita dihebohkan dengan RFID (Radio
Frequency Identification) Chip. Apalagi pada salah satu event yang
diselenggarakan Indonesian Convention Exhibition disinyalir ada demo pemasangan
RFID Chip pada tanggal 27-30 Juli 2017. Sebelum teknologi ini heboh di tahun
2017, di Tahun 2005 kehebohan di mulai di Amerika. President George Bush pada
bulan Mei 2005 sudah menyetujui National ID Passport yang didalamnya terdapat Verichip bagi orang yang tinggal maupun
kerja di US untuk menggunakan National ID tersebut. Bagi mereka ini bukan hanya
akan menjadi National ID tetapi National
Database, karena kemudahan mengakses data-data dari seseorang. Tahun 2015
lalu, NBC News memprediksi tahun 2017, seluruh warga Amerika akan ditanam
microhip. Microchip ini berfungsi untuk mengidentifikasi dan mengontrol orang.
Menurut laporan itu, teknologi itu untuk menjawab “Am I Who Say I Am?” (Apakah Aku Yang Berkata Aku).
Jack Ma, raksasa e-commerce
asal China pendiri Alibaba.com bulan Juli 2017 ini meresmikan Tao Cafe, sebuah supermarket serba
otomatis dan tanpa kasir. Untuk bisa berbelanja di Tao Cafe, pengunjungnya wajib terlebih dahulu terdaftar sebagai
pengguna Alipay. Pasalnya seluruh
transaksi akan melalui payment gateway
tersebut. Selain itu pengunjung yang ingin masuk sebelumnya juga harus memindai
QR code yang terdapat pada aplikasi Taobao. Sistem di supermarket Tao Cafe akan mampu mengenali tiap
barang yang diambil pengunjung, dan secara otomatis akan memotong saldo Alipay
pengguna. Belum diketahui bagaimana sistem melakukan pengenalan, tapi
sepertinya Tao Cafe dibekali banyak
sensor yang tersebar di berbagai sudut toko. Dari teknologi ini kita bisa
melihat bahwa jika RFID Chip bisa ditanamkan di tangan, ternyata itu bukan
satu-satunya pilihan. Teknologi non chip yang ditaruh sebagai sensor otomatis
di produk dan alat belanjaan pun ternyata bisa menjamin lancar dan amannya
transaksi. Apalagi tteknologi RFID lebih mahal ketimbang teknologi Barcode. Jika teknologi Barcode memiliki harga US$ 0,01 atau
sekitar Rp 137 maka teknologi RFID berharga US$ 0.20 atau sekitar Rp 2 ribu
sampai US$ 2 atau Rp 27 ribu tergantung kebutuhan.
Paranoia Antikris/Dajjal juga disebarluaskan melalui film
dokumenter Don't
Mind The Men Behind The Curtain (2007) oleh Aaron Russo, seorang
pembuat film dan mantan polisi, dalam pernyataannya dalam film itu mendapatkan
kejutan pernyataan dari
Nichollas Rockekefeller bahwa dunia ini tengah menuju kekaisaran tunggal. Dalam film
dokumenter berjudul, Lo and Behold: Reveries of the Connected
World (2016) Werner Herzog pembuat film hendak menyampaikan pesan bahwa
internet adalah manifestasi dari Antikristus. Jika film di atas menyalahkan
teknologi dan individu tertentu, maka di film 2012 karya sutradara
Roland Emmerich berbicara perihal kiamat dan kehancuran dunia yang berakhir
pada 2012 didasarkan ramalan suku Maya di Amerika Latin.
Benarkah semua
tafsiran tersebut? Yang jelas, sebagian dari tafsiran itu telah terbukti keliru
dan tidak memadai sesuai dengan perkembangan zaman sementara sisanya masih
bertahan menunggu pembuktian apakah tepat dan akurat dengan teks yang
menuliskannya. Tidak mudah mengartikan makna angka 666 yang dihubungkan dengan
nama manusia ini dikarenakan kita akan berhadapan dengan problem, dalam bahasa
dan sistem angka mana kita akan melakukan penghitungan, apakah menggunakan
bahasa dan sistem numerikal Ibrani atau Yunani?
Mengapa kita
tidak mengembangkan imajinasi bahwa berbagai produk yang menimbulkan kehebohan
tersebut justru terinspirasi dari berbagai tafsir dan paranoia yang berkembang
dalam masyarakat Kristen khususnya terhadap “tanda binatang” dalam Wahyu 13?
Bukankah terbuka berbagai kemungkinan bahwa teknologi yang mereka desain dan
jual belikan mengambil manfaat dari paranoia orang-orang Kristen? Pro kontra
terhadap sebuah produk bisa saja meningkatkan keingintahuan dan daya beli bagi
masyarakat tertentu.
Apapun
tafsirannya, kita tidak perlu terlalu memutlakkan salah satu tafsir. Yang jelas
Wahyu 13 mengingatkan kita perihal akan datangnya dua tokoh di akhir zaman
yaitu Anti Mesias (binatang yang keluar dari laut) dan Nabi Palsu (binatang
yang keluar dari bumi). Akan ada sistem ekonomi totalitarian dimana melalui
simbol dan sistem yang diciptakan setiap orang akan melakukan transaksi ekonomi
dimana simbol dan sistem itu merujuk pada angka 666. Namun belajar dari
kesalahan dan kegagalan tafsir dan dugaan bermuatan paranoia sebelumnya (mulai
dari paranoia soal komputer, internet, logo produk, teknologi bar code,
teknologi implan chip dan entah apa lagi), hendaklah kita berhati-hati dalam
memastikan tafsir teks dikarenakan teks Wahyu pada umumnya dan Wahyu 13
khususnya terkategori sastra apokaliptik yang berbicara perihal masa depan
dalam bahasa simbolik.
Saat sebuah krisis melanda (sosial, ekonomi, politik) akan melahirkan
fenomena pelarian diri. Agama kerap menjadi pelarian diri yang paling banyak
dituju (sekalipun dibelahan Amerika dan Eropa, agama hanya tinggal nama). Para
pengkotbah mulai menghubung-hubungkan krisis dengan akhir zaman (yang terbaru
adalah fenomena bulan darah dan tahun shemitah sebagaimana lazimnya perilaku
beragama ini telah dilakukan pada krisis-krisis sebelumnya).
John Naisbit dan Patricia Aburdene seorang Futurolog (sekalipun
sempat meleset memprediksikan perihal kebangkitan Asia pada milenium ke-3 dan
sebaliknya tahun 1997 justru Asia mengalami krisis ekonomi) telah
memprediksikan gejala paranoia agama tersebut pada tahun 80-an melalui bukunya,
Megatrends 2000: Sepuluh Arah Baru
Untuk Tahun 1990-an sbb: " Sementara kita mendekati tahun 2000,
hal itu terjadi lagi. Ketika orang percaya 'waktunya sudah tiba' mereka secara
khas berkerumun dalam kelompok-kelompok kecil di sekeliling pemimpin yang penuh
semangat dan eksentrik. Menggemakan gerakan masa lalu, jutaan orang dewasa ini
tertarik ke ujung yang tidak ortodox dari spektrum agama: Dari penyalur Abad
Baru hingga karismatik 'berbahasa lidah' hingga pendeta TV yang rentan
skandal" (1990:255).
Kita bukan
diminta berlaku paranoia ataupun menduga-duga melainkan gunakanlah Hikmat agar
dapat menghitung makna dibalik angka 666 (Why 13:18). Jika nama Mesias dalam
bahasa Yunani – Iesous - berjumlah
888 yang bermakna kesempurnaan kebaikkan maka 666 adalah simbolisasi
kesempurnaan dalam kejahatan dan ketidaksempurnaan. Apapun yang terjadi sebagaimana
dikatakan, “Barangsiapa ditentukan untuk
ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia
harus dibunuh dengan pedang” (Why 13:8). Dan sekalipun dikatakan
Antikristus/Anti Mesias, “Dan ia
menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin,
merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya”
(Why 13:16). Fokus dan perhatian kita bukan menghabiskan waktu menjadi penghitung kapan
zaman berakhir dan siapa dan apa yang merujuk pada angka 666, melainkan
sebagaimana disabdakan, “Yang penting di
sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Tuhan dan iman
kepada Yesus” (Why 14:12). Kata Yunani yang diterjemahkan untuk “ketekunan”
adalah Hupomone yang artinya “kemampuan
untuk menanggung beban” dan biasa diterjemahkan dengan “kesabaran”, “ketekunan”.
Kata yang sama dipergunakan dalam Matius 24:13
dan diterjemahkan dengan “bertahan” sebagaimana dikatakan, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat”.
Fokus kita
adalah Tuhan YHWH Sang Bapa di dalam Yesus (Yahshua/Yeshua) Sang Mesias agar
kita dimampukan menghadapi semua keadaan yang berubah drastis dan menimbulkan
tekanan (Why 14:12). Fokuskan pula pada kekalahan Anti Mesias/Antikris
tinimbang memfokuskan pada apa yang dia akan lakukan pada dunia sebagaimana
dikatakan, “ dan Iblis, yang menyesatkan
mereka, dilemparkan ke dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan
nabi palsu itu, dan mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya” (Why
20:10). Fokuskan pada kemenangan akhir bagi orang benar dan kemuliaan yang
menantinya di negeri dimana tidak ada sakit penyakit dan tetes air mata
kesedihan sebagaimana dikatakan, “Lalu
aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah
Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.
Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka. Dan Ia akan
menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak
akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu
yang lama itu telah berlalu” (Why 21:13-14). Dengan memfokuskan pada Tuhan
dan kebenaran sabda-Nya, maka kita dimampukan untuk menghadapi situasi darurat
dengan ketenangan dan kekuatan yang daripada-Nya sehingga kita akan menghadapi
segala sesuatu dengan kecernihan berfikir dan kebeningan memahami.
No comments:
Post a Comment