Wednesday, December 25, 2019

MENGHADAPI MASA DEPAN


Kehidupan, selalu terdiri dari tiga rentangan waktu yaitu masa lalu, masa kini dan masa depan. Beberapa orang berpengaruh kerap mengutip adagium ini, “Yesterday is history, tomorrow is a mystery, today is a gift of God, which is why we call it the present” (Kemarin adalah sejarah dan masa depan adalah misteri. Hari ini adalah karunia Tuhan, itulah sebabnya kita menyebutnya hari ini). Masa depan, selalu menimbulkan keingintahuan. 

Apakah di masa depan kita akan sukses? Apakah di masa depan kita akan mendapatkan jodoh? Apakah di masa depan kita akan mendapatkan pekerjaan? Apakah di masa depan kita akan dipecat dari pekerjaan? Apakah di masa depan kita masih diberikan kesempatan kehidupan? 

Tidak ada satupun yang memiliki kepastian detail demi detail kehidupan yang akan kita jalani di masa depan. Itulah sebabnya sejumlah orang berusaha mengintip masa depan. Dengan cara apa? Dengan bertanya pada jasa para cenayang. 

Di era modern dan teknologi informasi ini, perang cenayang bukan menghilang melainkan semakin dibutuhkan. Merekapun telah bertransformasi dalam pakaian dan metodologi. Tidak lagi berambut gondrong ataupun berpakaian aneh-aneh dengan dupa membubung dan aneka bunga merubung. Mereka tampil dengan modis dan stylish menyesuaikan dengan era masa kini untuk menjual “informasi” masa depan. 

Bagaimana orang Kristen harus menyikapi masa depan? Sebuah lagu dengan judul “Tak Kutahu Kan Hari Esok” merefleksikan sebuah keyakinan terhadap penyertaan Tuhan sekalipun terkadang masa depan penuh ketidakpastian sbb: Bait 1. Tak ku tahu kan hari esok/Namun langkah ku tegap/Bukan surya yang ku harapkan/Kar'na surya kan lenyap/Oh tiada ku gelisah/Akan masa menjelang/Ku berjalan serta Yesus/Maka hati ku tenang. Refr: Banyak hal tak ku pahami/Dalam masa menjelang/Tapi t'rang bagi ku ini/Tangan Tuhan yang pegang/ Bait 2. Tak ku tahu kan hari esok/Mungkin langit kan gelap/Tapi Dia yang berkasihan/Melindungi ku tetap/Meski susah ku perjalanan/Glombang dunia menderu/Di pimpin-Nya ku bertahan/Sampai akhir langkah ku/. 

Masa depan harus dihadapi diantara dua titik ekstrim batu karang over optimis dan over pesimism. Itulah sebabnya Yakobus mengingatkan agar jangan berlebihan menyikapi masa depan. Sebaliknya, keyakinan pada kuasa Tuhan sebagai titik tengah diantara dua karang ekstrim selayaknya dilakukan yaitu, “Jika Tuhan menghendakinya  kami akan hidup dan berbuat ini dan itu” (Yak 4:15). 

Selamat memasuki masa depan. Tuhan YHWH, Bapa Surgawi memberkati dalam nama Yesus Sang Mesias Putra-Nya Yang Tunggal dan Junjungan Agung Yang Ilahi

No comments:

Post a Comment