Tuesday, January 23, 2018

BAPTIZO ATAU RANTIZO?


Amanat Agung Yesus untuk memberitakan Injil dan menjadikan murid kepada bangsa-bangsa disertai dengan tindakkan pembaptisan sebagai bagian dari penanda masuknya seseorang ke dalam bagian ajaran dan pengikut Yeshua Sang Mesias.

Kata “Baptislah” dalam bahasa Yunani adalah Baptizo yang artinya “dimasukkan dalam air”. Ketika Naaman, panglima Raja Aram menginginkan kesembuhan melalui perantaraan Elia, dikatakan, “membenamkan dirinya tujuh kali dalam sungai Yordan” yang dalam bahasa Ibraninya, wayitbol ba Yarden sheva pe’amim. Kata Ibrani Tabal diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani untuk Kitab Septuaginta dengan Baptizo sebagaimana dikatakan, kai ebaptiso en to Iordane heptaki.  

Oleh karenanya praktik pembaptisan yang sudah berlangsung sejak Abad 1 sM yang dibuktikan dengan ditemukannya artefak-artefak arkeologis baik di Yerusalem tidak pernah dapat dipisahkan dengan penggunaan air baik yang mengalir (sungai) atau kolam penampungan sebagaimana dilaporkan dalam Kitab Perjanjian Baru, Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan” (Mrk 1:5). 

Demikian pula dilaporkan, “Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air...” (Kis 8:36). Bagaimanakah jika pembaptisan dilakukan dengan diperciki air dan tidak memasukkan ke dalam air? Kata “memerciki” dalam bahasa Yunaninya adalah Rantizo sebagaimana dikatakan, “Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya (rantizo) secara demikian dengan darah” (Ibr 9:21). 

Perihal pemercikkan, Kitab Didake yang oleh Gereja Orthodox dianggap bagian dari kanon dikatakan demikian, “Dan mengenai baptisan, baptislah dengan cara sebagai berikut: Pertama-tama katakanlah semua hal berikut, baptislah ke dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus dalam air yang mengalir. Jika tidak ada air yang mengalir, baptiskanlah ke dalam air yang lain; dan jika engkau tidak dapat melakukannya di air yang dingin, lakukanlah di air yang hangat. Namun jika engkau tidak menemukan apapun, maka tuangkanlah air sebanyak tiga kali ke atas kepala ke dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus”. 

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembaptisan selayaknya dilakukan dengan memasukkan badan ke dalam air (sungai atau bak atau kolam) namun jika tidak memungkinkan barulah diperciki air.

1 comment:

  1. Shaloom pak pendeta. sy mau minta no hp/ email/ wa/ utk bisa menghubungi bpk.email saya: umbudari@gmail.com
    tmks.

    ReplyDelete