Thursday, January 11, 2018

PINTAR SAJA TIDAK CUKUP


Saat orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-62 Universitas Airlangga di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (10 Des 2017), Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif mengatakan pelaku korupsi di Indonesia didominasi mereka yang mengenyam pendidikan tinggi, mulai yang bergelar sarjana, master, hingga doktor. Sementara itu, yang berpendidikan rendah sangat minim melakukan kejahatan tindak pidana luar biasa itu. Berdasarkan data KPK, lanjutnya, jumlah pelaku korupsi yang bergelar master (S-2) sebanyak 197 orang, sarjana 195, doktor 33 orang, SMA 35 orang, SMP 3 orang, dan SD 4 orang. (Pendidikan Tinggi Minus Integritas- mediaindonesia.com).

Ternyata, cerdas saja tidak cukup. Ada kualitas-kualitas lain yang harus dilengkapi oleh orang-orang cerdas yaitu moralitas. Tanpa moralitas seorang yang memiliki intelektualitas akan terjatuh dalam banyak pelanggaran hukum dan moral sebagaimana dibuktikan di dalam penjelasan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif

Kecerdasan Intelektual harus diimbangi oleh kecerdasan moral dan kecerdasan spiritual. Tanpa itu hanya akan terjadi ketimpangan berujung pada pelanggaran hukum dan norma-norma sosial dan religius. Daniel adalah contoh terbaik bagaimana kombinasi dan keseimbangan antara kecerdasan moral dan kecerdasan intelektual menyatu dalam kehidupan pribadinya. 

Daniel adalah keturunan bangsawan Yahudi yang dibuang ke Babilonia bersama beberapa teman lainnya pada saat pemerintahan Nebukadnezar pada tahun 606 SM. Dia hidup dengan melewati tiga zaman pemerintahan yaitu Nebukadnezar dari Babilonia (Dan 2:1), Belyazar dari Babilonia pada tahun 606-519 SM (Dan 5:1), Darius dari Media pada tahun 519 (Dan 6:1) serta Koresh dari Persia pada tahun 330 SM (Dan 10:1). 

Daniel memiliki kecerdasan intelektual yang diistilahkan ruakh yatira (roh yang luar biasa – Dan 5:12; 6:4) sekaligus kecerdasan moral dimana Daniel adalah seorang yang memiliki integritas alias kejujuran yang diterapkan dalam pekerjaannya di pemerintahan sebagaimana dikatakan, “...sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya” (Dan 6:5-6). 

Oleh karena Daniel memiliki kecerdasan moral maka dirinya terhindar dari godaan dan kejatuhan berupa tindakkan koruptif sebagaimana dilakukan para pejabat yang tidak menyukai Daniel. Dewasakanlah anak-anak kita untuk memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan moral.

No comments:

Post a Comment