Kariernya sebagai pengarang berlangsung selama tiga puluh
tahun, yakni dari pertengahan tahun 1960-an sampai pertengahan tahun 1990-an.
Ia menulis 12 buku dan menerima 16 penghargaan doktor honoris causa.
Namun, tiga tahun sebelum meninggal dunia karena kanker pada tahun 1996, seorang yang terkenal humoris, Erma Bombeck, berkata kepada seorang pewawancara dari TV ABC bahwa berapa pun jumlah artikel yang ditulisnya, warisan terbaiknya adalah ketiga anaknya. "Apabila saya tidak dapat membesarkan mereka dengan baik" katanya, "maka setiap hal yang saya lakukan tidaklah terlalu penting".
Bombeck memiliki kekayaan dan kemasyhuran serta digemari oleh jutaan pembacanya. Akan tetapi, ia sadar bahwa prioritas utamanya ialah merawat anak-anaknya. Meskipun tidak ada orangtua yang dapat menjamin bahwa anaknya akan menjadi penduduk teladan yang beriman, sebagai orangtua kita harus berusaha memiliki sikap seperti Erma.
Namun, tiga tahun sebelum meninggal dunia karena kanker pada tahun 1996, seorang yang terkenal humoris, Erma Bombeck, berkata kepada seorang pewawancara dari TV ABC bahwa berapa pun jumlah artikel yang ditulisnya, warisan terbaiknya adalah ketiga anaknya. "Apabila saya tidak dapat membesarkan mereka dengan baik" katanya, "maka setiap hal yang saya lakukan tidaklah terlalu penting".
Bombeck memiliki kekayaan dan kemasyhuran serta digemari oleh jutaan pembacanya. Akan tetapi, ia sadar bahwa prioritas utamanya ialah merawat anak-anaknya. Meskipun tidak ada orangtua yang dapat menjamin bahwa anaknya akan menjadi penduduk teladan yang beriman, sebagai orangtua kita harus berusaha memiliki sikap seperti Erma.
Tugas dan
kewajiban orang tua kepada anak-anaknya bukan hanya menyediakan kebutuhan
materialnya melainkan mental dan spiritualnya. Itulah sebabnya dikatakan, “Didiklah anakmu, maka ia akan memberikan
ketenteraman kepadamu, dan mendatangkan sukacita kepadamu” (Ams 29:17).
Frasa Ibrani yaser binka, muncul
dibeberapa ayat dan dapat diterjemahkan “ajarlah” (Ul 8:5) namun juga dapat
diterjemahkan “hajarlah” (1 Raj 12:11, Ams 19:18). Berdasarkan penggunaan kata
Ibrani yaser tersebut maka mendidik
anak bukan hanya bersifat kognitif dengan mengajarkan berbagai pengetahuan baik
pengetahuan keagamaan maupun pengetahuan umum melainkan mendisiplinkan perilaku
kehidupan kesehariannya bahkan dalam batas tertentu melakukan hajaran.
Hajaran
yang bersifat fisik di sini bukan bermakna melakukan kekerasan yang dapat
mencederai harga diri dan perkembangan mentalnya di kemudian hari melainkan
dalam batas-batas yang wajar. Itulah sebabnya dikatakan dalam Amsal 19:18, “Hajarlah anakmu (yaser binka) selama ada
harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya”.
Dalam Amsal 23:13
dijelaskan bahwa alat hajaran hanyalah tongkat (shebet) bukan benda-benda yang membahayakan. Aspek hajaran sebagai
bagian pendidikan tidak mematikan dan bertujuan bukan sebagai pelampiasan
kebencian melainkan melainkan agar mereka tidak menjadi orang yang
mempermalukan orang tuannya melainkan menghasilkan hikmat (Ams 29:15) dan kelak
menjadi pribadi yang berguna bagi keluarga dan sesama.
No comments:
Post a Comment