Sunday, September 23, 2018

PANTANG MENYERAH


Seekor beruang yang bertubuh besar sedang menunggu seharian dengan sabar di tepi sebuah sungai. Sejak pagi dia berdiri di sana sambil terus mencoba meraih ikan yang meloncat keluar air. Namun, tak satu pun ikan yang berhasil dia tangkap, karena waktu itu memang bukan musim ikan. 

Setelah berkali-kali mencoba, akhirnya… hup… dia pun dapat menangkap seekor ikan kecil. Ikan yang tertangkap itu menjerit-jerit ketakutan. Ikan kecil itu meratap pada sang beruang, “Wahai beruang, tolong lepaskan aku...”. “Mengapa aku harus melepaskanmu?” tanya sang beruang. “Tidakkah kau lihat, aku ini terlalu kecil, bahkan bisa lolos lewat celah-celah gigimu,” rintih ikan kecil itu. “Memangnya kenapa?” tanya beruang lagi. “Begini saja, tolong kembalikan aku ke sungai. Setelah beberapa bulan aku pasti akan tumbuh menjadi ikan yang besar. Pada waktu itu kau dapat menangkapku lagi dan memakanku untuk memenuhi seleramu” kata ikan. “Wahai ikan, tahukah kau mengapa aku dapat tumbuh besar seperti ini?” tanya beruang. “Mengapa?” ikan balas bertanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Karena aku tak pernah menyerah dan tak pernah melepaskan keberuntungan yang telah aku genggam, tak peduli seberapa kecilnya keberuntungan itu!” jawab beruang sambil tersenyum mantap.“Ooops!” teriak ikan kecil itu. 

Bukan seberapa banyak dan seberapa besar kesulitan dan rintangan yang membuat kita gagal dalam menjalani kehidupan melainkan seberapa besar kita bertahan dan berusaha mengatasi semua kesulitan sehingga kita berhasil menaklukannya. 

Kita kerap mengeluh dan menyerah dengan rintangan-rintangan kecil sementara rintangan-rintangan kecil hanyalah sebuah media berlatih agar kita cakap mengatasi masalah-masalah dan rintangan yang lebih besar. 

Agar stamina mental dan spiritual kita tetap prima sehingga tidak mudah letih dan lesu saat menghadapi sejumlah rintangan, senantiasalah menanti-nantikan kekuatan-Nya saat kita berjumpa dalam doa dan permenungan sabda sebagaimana dikatakan, “tetapi orang-orang yang menanti-nantikan YHWH mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” (Yes 40:31). 

Saat kita menjadi lesu (yoga’u) dan lelah (yiafu) kita perlu menantikan-Nya (qowe) agar mendapat pembaruan kekuatan (yakhalifu koakh).

No comments:

Post a Comment