Sunday, September 23, 2018

MERAYAKAN PERISTIWA MESIANIS/KRISTOLOGIS DALAM HARI RAYA SUKOT


Perintah Merayakan

Hari Raya Pondok Daun atau dalam bahasa Ibraninya Sukkot, adalah hari raya ketujuh dan puncak dari Tujuh Hari Raya yang ditetapkan YHWH di Sinai untuk dilaksanakan oleh Bangsa Israel. Tujuan pelaksanaan hari-hari raya tersebut adalah untuk memperingati perbuatan Tuhan YHWH terhadap umat Israel di mulai dari membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir hingga melewati Laut Teberau yang terbelah hingga memasuki padang gurun sebelum memasuki Tanah Perjanjian.

Perayaan Pondok Daun diperintahkan sbb, Akan tetapi pada hari yang kelima belas bulan yang ketujuh itu pada waktu mengumpulkan hasil tanahmu, kamu harus mengadakan perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya; pada hari yang pertama haruslah ada perhentian penuh dan juga pada hari yang kedelapan harus ada perhentian penuh. Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan YHWH, Tuhanmu, tujuh hari lamanya. Kamu harus merayakannya sebagai perayaan bagi YHWH tujuh hari lamanya dalam setahun; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun. Dalam bulan yang ketujuh kamu harus merayakannya. Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya, setiap orang asli di Israel haruslah tinggal di dalam pondok-pondok daun, supaya diketahui oleh keturunanmu, bahwa Aku telah menyuruh orang Israel tinggal di dalam pondok-pondok selama Aku menuntun mereka sesudah keluar dari tanah Mesir, Akulah YHWH, Tuhanmu." Demikianlah Musa menyampaikan kepada orang Israel firman tentang hari-hari raya yang ditetapkan YHWH (Im 23:39-44).

Bagaimana Orang Yahudi dan Agama Yudaisme Merayakan?

Barney Kasdan dalam bukunya berjudul God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holidays  memberikan beberapa penjelasan mengenai Sukkot sehingga membantu bagi kita untuk menghayati makna yang terkandung di dalamnya. Nama lain yang diberikan untuk Perayaan Sukkot adalah Zman Shimkhatenu (Waktu Sukacita). Mengapa? Secara historis, Sukkot bagi orang Yahudi menunjuk dua hal yaitu pesta panen buah-buahan sebagaimana digambarkan dalam Imamat 23 dan yang kedua sebagai tanda peringatan bahwa YHWH berkemah bersama leluhur Yisrael di padang gurun selama empat puluh tahun. YHWH hadir di Kemah Suci (Mishkan) dan suku-suku Yisrael tinggal dalam kemah-kemah.

Rumah tangga-rumah tangga Yahudi tradisional biasanya merayakan Sukkot dengan membangun pondok kayu di depan rumah mereka. Kegiatan ini menjadi suatu kegiatan yang menarik bagi masing-masing keluarga khususnya anak-anak. Mereka bisa berpartisipasi dengan menghias pondok-pondok kayu tersebut dengan gambar, ayat-ayat firman, dll. Pondok kayu yang dibuatpun semi permanen dengan atap yang terbuat dari daun-daun atau ranting-ranting kering. Tradisi ini didasarkan pada bunyi perintah, besukot teshbu shiv’at yamim (Di dalam pondok-pondok daun kamu harus tinggal tujuh hari lamanya - Im 23:40)

Pada permulaan Sukkot yang jatuh pada Tgl 15 Tishri (dimulai Tgl 14 Tishri pukul 18.00) maka masing-masing keluarga akan membuka dengan makan bersama di rumah. Ada penyalaan lilin hari raya. Ada makan roti dan anggur. Ada pengucapan Kiddush yaitu birkat untuk anggur dan roti dan diiringi nyanyian hari raya.

Pada hari ketujuh dalam tradisi kuno Yisrael dinamakan Shimkha Bet ha Shoevah (Sukacita Rumah Pencurahan Air) atau Hoshana Rabbah. Talmud memberikan kesaksian mengenai perayaan Sukkot di zaman Bait Suci yang kedua, yaitu Abad I Ms dimana imam sejak hari pertama akan mengambil air dari kolam Shiloam ke dalam kendi khusus dan membawanya ke dalam Bait Suci. Pada hari yang ketujuh Imam akan mencurahkan air yang diambil dari kolam Shiloam dan umat Yisrael akan bersorak-sorai dan menyanyikan Mazmur 113-118. Makna pencurahan air ini merupakan harapan akan adanya hujan di tahun yang akan datang dan sekaligus harapan prophetik akan adanya penebusan oleh Mesias di masa yang akan datang dan Tuhan berkemah diantara bangsa Yisrael. Dalam perayaan tersebut akan dibacakan Yesaya 12:3 sbb, “Maka kamu akan menimba air dengan kegirangan dari mata air keselamatan”. Kata “keselamatan” dalam ayat tersebut dalam bahasa Ibraninya ha yeshuah. Maka pencurahan air tersebut bermakna pencurahan keselamatan.

Yesus Merayakan Sukot

Menariknya, Yesus Sang Mesiaspun merayakan Sukot dan menghubungkan peristiwa pencurahan air di Bait Suci kepada diri-Nya, saat Dia berkata dalam Yohanes 7:37-39 sbb: “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan”. Ritual Shimkha Bet ha Shoevah (Sukacita Rumah Pencurahan Air) menunjuk pada Mesias dan Yesus berkata kepada yang hadir bahwa diri-Nya adalah Mesias dengan menghubungkan ritual tersebut kepada diri-Nya.

Pada hari yang ke delapan akan dilaksanakan pertemuan kudus sebagaimana diperintahkan dalam Imamat 23:36, “Tujuh hari lamanya kamu harus mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH, dan pada hari yang kedelapan kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan mempersembahkan korban api-apian kepada YHWH. Itulah hari raya perkumpulan, janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat. Pertemuan pada hari kedelapan ini dinamakan Shemini Atseret. Kata shemona artinya “delapan”. Pada hari kedelapan lazim diadakan upacara Brit Millah atau “sunat”. Menariknya, Mesias pun melaksanakan ritual tersebut saat dia berusia delapan hari sebagaimana dikatakan dalam Lukas 2:21 sbb, “Dan ketika genap delapan hari dan Dia harus disunatkan, Dia diberi nama Yesus yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Dia dikandung ibu-Nya”. Demikianlah Rasul Paul memberikan makna teologis peristiwa ini dalam Roma 15:8 sbb, “Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Tuhan, Mesias telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita,…”.

Arba Minim Sebagai Simbolisasi Sukot

Pada hari kedelapan ini, dirayakan dengan baik di rumah maupun sinagog dengan meriah. Ditandai dengan pengucapan birkat atas unsur-unsur panen yang meliputi Lulav (ranting palem), Etrog (citrun), Hadas (semak berbunga putih), Arava (semacam pohon-pohonan). 

Unsur-unsur tadi akan digerakkan ke masing-masing penjuru mata angin sebagai simbol kemahahadiran Tuhan di seluruh dunia dan lambang sukacita panen. “Keempat Jenis” unsur-unsur tanaman tadi diperluas maknanya oleh para rabbi sbb: Etrog yang memiliki rasa manis dan beraroma harum melambangkan orang yang memiliki pengetahuan akan Torah dan memiliki perbuatan baik. Lulav yang merupakan bagian dari pohon palem, memili rasa manis namun tidak beraroma wangi. Ini melambangkan orang yang memiliki pengetahuan Torah namun tidak memiliki perbuatan baik. Sementara Hadas tidak memiliki rasa manis namun beraroma wangi. Ini tipe orang yang yang memiliki perbuatan baik namun tanpa pengetahuan Torah. Akhirnya, Arava, tidak bercita rasa manis dan tidak beraroma wangi. Tipe orang yang tidak memiliki pengetahuan maupun perbuatan. Pada hari yang kesembilan, sebagai tambahan ada Simkhat Torah yaitu perayaan sukacita diberikannya Torah di Sinai. Pada hari ini dirayakan dengan menari di Sinagoga saat gulungan Torah dikeluarkan untuk dibacakan.

Haruskah Kekristenan Merayakan Sukot?
Apakah hubungan Hari Raya Sukkot dengan Kekristenan? Layakkah kita merayakan Sukot? Jawabannya tentu saja, “Ya” dengan alasan sbb: Pertama, Ketujuh Hari Raya menggambarkan peristiwa yang akan dialami oleh Yesus Sang Mesias. Itulah sebabnya Rasul Paul menyebutnya sebagai “bayang-bayang yang merujuk wujudnya pada Yesus” (Kol 2:16).

Merayakan Tujuh Hari YHWH bukan hanya merayakan peristiwa historis untuk memperingati tindakan YHWH terhadap umat Israel kuno yang tergambar dalam perayaan-perayaan tersebut (Im 23:1-44) namun sekaligus merayakan peristiwa Kristologis dan Soteriologis yang dikerjakan oleh Yesus Sang Mesias yang terdesain/terpola dalam perayaan-perayaan tersebut.

Tidak mengherankan apabila rasul-rasul Yesus menghubungkan seluruh peristiwa Kristologis dan Soteriologis tersebut dengan tipologis dalam Tujuh Hari Raya sehingga muncul ayat-ayat sbb:

“Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: "Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku." Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” (Luk 22:19-20)

“Buanglah ragi yang lama itu, supaya kamu menjadi adonan yang baru, sebab kamu memang tidak beragi. Sebab anak domba Paskah kita juga telah disembelih, yaitu Mesias” (2 Kor 5:17)

“Tetapi yang benar ialah, bahwa Mesias telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal” (1 Kor 15:20)

“Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Tuhan berbunyi, maka Junjungan Agung sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Mesias akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Junjungan Agung di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Junjungan Agung. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini” (1 Tes 4:16-18)

"Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia" (1 Yoh 2:2)

Beberapa tafsir yang berkembang di kalangan Messianic Jewish (gerakan keagamaan modern di antara penganut Yudaisme dan Yahudi yang menerima Yesus sebagai Mesias namun mereka tidak mengidentifikasikan diri mereka sebagai Kristen), perayaan Sukkot pun dihubungkan dengan kelahiran Sang Juruslamat.

Dalam Yohanes 1 ayat 14 dikatakan, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Sepintas ayat ini hanya memberikan informasi kepada kita mengenai hakikat Mesias sebagai Sang Firman YHWH yang menjadi manusia. Dan ayat ini menjadi kredo dasar atau pengakuan akan Keilahian Mesias sebagai Sang Firman YHWH. Namun mari kita perhatikan satu kata dalam ayat 14 yaitu kata yang diterjemahkan dengan “diam”. Kata Yunani eskenosen dari kata kerja skenoo yang artinya “membentangkan kemah”. Kata ini diterjemahkan dalam Hebrew New Testament, yaitu terjemahan dalam bahasa Ibrani modern untuk komunitas Yahudi, dengan kata yishkon dari kata shakan yang artinya “kemah”. Kata “Pondok Daun” dalam Imamat 23:42 dalam bahasa Ibrani disebut dengan sukkot dan oleh Septuaginta, terjemahan TaNaKh dalam bahasa Yunani pada Abad III sM, diterjemahkan dengan skenais dari kata skenoo.

Berdasarkan kajian kata dan bahasa di atas, maka Yohanes 1:14 dapat dibaca, “Firman itu telah menjadi manusia, dan berkemah di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran”. Apa arti penting kata “berkemah” pada ayat 14? Pertama, Yohanes hendak memberikan pesan tersembunyi bahwa Yesus Sang Mesias lahir pada saat orang Yahudi merayakan sukkot atau eorte skenon. Data ini diperkuat bahwa pada hari kedelapan, Yesus di sunat di Bait Suci. Tradisi penyunatan tidak harus jatuh pada saat Shemini Atseret (hari kedelapan Sukkot) namun Lukas 2:21 pasti terkait :, jika memang benar terbukti bahwa Mesias lahir pada saat orang Yahudi merayakan Sukkot. Hal ini senada dengan kesaksian dalam Lukas 2:11, “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Mesias, Junjungan Agung, di kota Daud”. Kapan persisnya yang dimaksud hari ini? Apakah pernyataan ini hanya merupakan pernyataan konotatif atau justru bersifat historis? Peristiwa yang benar-benar pernah terjadi? Perkataan hari ini bukan ungkapan konotatif melainkaan bersifat historis. Kata “hari ini” menunjuk pada konteks ruang dan waktu bahwa Mesias sebagai tanda keselamatan bagi dunia telah lahir, yaitu pada bulan Tishri saat orang-orang Yahudi merayakan Sukkot.

Kedua, bahwa Sang Firman menjadi manusia dan berkemah di antara manusia memberikan makna teologis yang mendalam bahwa YHWH telah melawat manusia, berdiam diantara manusia, menyatakan kemuliaan-Nya ditengah-tengah manusia. Dan Mesias akan menyatakan diri-Nya kembali dan berkemah di bumi untuk mengadili bangsa-bangsa sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 21:1-3 sbb,  “Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Tuhan, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Tuhan ada di tengah-tengah manusia dan Dia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Tuhan mereka”.

Kedua, Yesus merayakan Tujuh Hari Raya termasuk Sukkot, sebagaimana dikatakan “Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." (Yoh 7:37-39).

Akurasi Perayaan atau Makna Perayaan?

Haruskah kita merayakan Pondok Daun sebagaimana orang-orang Yahudi penganut Yudaisme melaksanakannya? Sebagai orang Kristiani yang merayakan peristiwa Mesianis dalam hari-hari raya termasuk Perayaan Pondok Daun, kita tidak terlalu terikat dengan adat istiadat Yahudi dalam menyemarakkan Hari Raya Sukot. Landasan kita adalah apa yang dikatakan Rasul Paul, “Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat;” (Kol 2:15).

Tidak sebagaimana banyak kalangan Kristen menafsirkannya, Kolose 2:16-17  bukanlah larangan agar orang Kristen melaksanakan perayaan yang ditetapkan oleh YHWH di Sinai namun perihal larangan agar jemaat Mesias non Yahudi jangan membiarkan diri mereka dihakimi oleh beberapa kelompok mazhab Yahudi yang menekankan praktek legalistik dalam pelaksanaan Torah yang dipaksakan terhadap jemaat non Yahudi.

DR. David Stern menjelaskan sbb: “Namun di sini nampaknya orang-orang non Yahudi yang di yahudisasi, seperti di Korintus yang meletakkan pada diri mereka dalam ketaatan kepada pelaksanaan Torah yang legalistik (1 Kor 9:20) harus membebaskan diri dari aturan-aturan dangkal (Shaul memberikan contoh pada ayat 21) mengenai kapan dan bagaimana makan dan minum agar menjadikan... tawanan” (Jewish New Testament Commentary, 1992:610). Pernyataan Rasul Paul memberikan pemahaman bahwa perayaan yang ditetapkan YHWH di Sinai merupakan bayangan yang wujud nyatanya adalah Mesias. Barney Kasdan memberikan penjelasan mengenai relevansi Tujuh Hari Raya bagi kehidupan iman pengikut Mesias sbb: “Hari Raya YHWH atau Hari Raya Biblikal mengajar kita mengenai sifat Tuhan dan rencana-Nya bagi umat manusia...singkatnya semua Hari Raya YHWH telah diberikan bagi Israel dan orang beriman yang ditempelkan untuk belajar dalam cara yang sederhanan mengenai Tuhan dan rencananya bagi dunia” (God’s Appointed Times: A Practical Guide for Understanding and Celebrating the Biblical Holidays, 1993: vi).

Sejumlah pernak-pernik khas Yahudi dalam merayakkan Sukot yang masih bisa diadaptasi dalam ibadah Kristiani adalah membuat gubuk dari kayu dengan atap pepohonan palem, menghias rumah ibadah dengan daun-daun palem, menghias gunuk dengan sejumlah buah-buahan sebagaimana karakteristik Sukot yang merupakan pesta panen buah-buahan.

Berbicara perihal Arba Minim (empat jenis) sebagaimana diatur dalam Imamat 23:40, “Pada hari yang pertama kamu harus mengambil buah-buah dari pohon-pohon yang elok, pelepah-pelepah pohon-pohon korma, ranting-ranting dari pohon-pohon yang rimbun dan dari pohon-pohon gandarusa dan kamu harus bersukaria di hadapan YHWH Tuhanmu, tujuh hari lamanya”, penganut Yahudi Orthodox yang melandaskan pada ajaran rabinik, biasanya mengikat bersama tiga jenis cabang dan satu jenis buah dan melambai-lambaikannya ke empat penjuru mata angin pada hari kedelapan pada perayaan Sukkot.



Buah yang dimaksudkan adalah Etrog? Jika kita membaca informasi dari Wikipedia, Etrog dijelaskan sbb, “The citron (Citrus medica) is a large fragrant citrus fruit with a thick rind” (Citron (Citrus medica) adalah buah jeruk wangi besar dengan kulit tebal – Citron, Wikipedia.org). Dalam salah satu artikel lain dikatakan bahwa etrog adalah masih keluarga jeruk sebagaimana dikatakan, “Lemons and citrons are just a few of the fruits that belong to the citrus family (Lemon dan Citron hanyalah beberapa buah yang dimiliki oleh keluarga jeruk - Differences Between Lemon and Citron, www.differencebetween.net).

Jika kita tidak bisa mendapatkan etrog maka dapat diganti dengan lemon karena bentuk dan warnanya yang mirip dan masih satu keluarga jeruk. Tidak perlu begitu kaku harus menggunakan etrog sementara tidak mudah mendapatkannya. Yang penting adalah tujuan dan makna perayaan tersebut telah sampai dan terwakili melalui simbol-simbol yang dipergunakan.


Perlu dikatehui bahwa Lulav dan Etrog hanyalah interpretasi Rabinik belaka sebagaimana dikatakan Mittch dan Zhava Glaser, “The actual term lulav and etrog are not found in the Bible but rather began to be used in the time of the Rtalmudic rabbis. The word lulav, which originally meant ‘a sprout’ come to refer to the willow, myrtle and palm branches that are bound together and waved in rejoicing during the festival of Sukkot. Etrog, an Aramaic word meaning ‘that which shines’ speaks of a citrus fruit, the citron, which is carried along with lulav” (Istilah lulav dan etrog yang sebenarnya tidak ditemukan dalam Alkitab tetapi mulai digunakan pada zaman para rabi talmud. Kata lulav, yang aslinya berarti ‘a sprout’ datang untuk merujuk pada cabang pohon willow, myrtle dan palm yang terikat bersama dan melambaikan sukacita selama festival Sukkot. Etrog, kata bahasa Aram yang berarti 'apa yang bersinar' berbicara tentang buah jeruk, sitrun, yang dibawa bersama dengan lulav – The Fall Feast of Israel, 1987:191).


Philiph Goddman dalam bukunya The Sukkot and Simhat Torah Anthology menjelaskan bahwa beberapa rabi menafsirkan dengan metode gematria (penjumlahan angka dibalik huruf Ibrani) dan menemukan bahwa frasa Ibrani, “pri ets hadar kapot temarim” (buah-buah dari pohon-pohon yang elok) sama dengan nilai kata Ibrani etrogim (1973:158). Perihal kata Hadar, Mittch dan Zhava Glaser kembali menjelaskan, “However, the word hadar used in the passage and translated ‘beautiful’ or ‘goodly’, is associated with the idea of beauty, adornment or splendor. Some Jewish commentators believe the root of the word to be ‘dur’ meaning that which remains on the tree from year to year (Sukkah 35a). It can then be taken to mean any kind of citrus fruit: lemon, lime, orange and so on” (Namun, kata hadar yang digunakan dalam ayat dan diterjemahkan 'indah' atau 'bagus', dikaitkan dengan gagasan kecantikan, perhiasan atau kemegahan. Beberapa komentator Yahudi percaya bahwa akar kata itu adalah ‘dur’ yang berarti apa yang tersisa di pohon dari tahun ke tahun (Sukkah 35a). Kemudian bisa diartikan jenis jeruk apa saja: jeruk nipis, jeruk nipis, jeruk dan sebagainya - The Fall Feast of Israel, 1987:191-192).

Dari kutipan di atas, maka keharusan secara detail menggunakan simbol-simbol yang mewakili lulav dan etrog ataupun hadar, tidak memiliki dalil yang kuat. Justru kita bisa mencari bentuk-bentuk yang mewakili. Jika tidak ada palem gunakan pakis. Jika tidak ada citrun gunakan lemon dst.

Dalam banyak kesempatan, saya memperkenalkan model akulturasi dengan kebudayaan setempat sehingga setiap jatuh Sukot jemaat-jemaat yang bergabung dalam ibadah diwajibkan membawa buah apapun atau apa saja dan mengumpulkannya dalam satu meja dengan ditata rapih dan dinamai Grebeg Sukot dimana setelah ibadah selesai maka buah-buahan yang sudah dikumpulkan dan ditata didoakan dan dapat diambil untuk dimakan atau di bawa pulang.

Merayakan Sukot sebagai puncak hari raya yang dimulai dari Pesakh, kita bukan hanya merayakkan apa yang telah Tuhan YHWH Sang Bapa Surgawi lakukan bagi umat yang dipilihnya yaitu Israel dengan mengeluarkan dari Tanah Perbudakkan di Mesir hingga tiba di padang gurun hingga memasuki Tanah Perjanjian, melainkan kita merayakan peristiwa Mesianis/Kristologis berkemah-Nya Sang Firman dalam wujud manusia Yesus Sang Mesias (Yoh 1:14) dan berkemah-Nya kemuliaan Tuhan dalam langit yang baru dan bumi yang baru kelak (Why 21:1-3).

Lebih dari itu, kita sedang menggenapkan rencana Tuhan di zaman akhir dalam nubuatan yang disampaikan Nabi Zakharia sbb, “Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, YHWH semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, YHWH semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan YHWH kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Itulah hukuman dosa Mesir dan hukuman dosa segala bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun” (Zakh 14:16-19).


Khag Sukkot Sameakh 5779
Sugeng Riyoyo Pondok Daun 2018
Selamat Merayakan Pondok Daun 2018

“Charis humin kai eirenen apo Theou Patros hemoon kai Kuriou Iesou Christou ( Philipois 1:2 - Westcot and Hort Greek New Testament)

“Khesed weshalom lakem me’et ha Elohim Avinu we ha Adon Yeshua ha Mashiakh”(ha Philipim 1:2 – Hebrew TaNaKh and Brit Chadasha with Nikud)

“Kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan, Bapa kita, dan dari Tuan/Junjungan Agung Yesus Sang Mesias menyertai kamu” (Filipi 1:2)


No comments:

Post a Comment