Thursday, September 20, 2018

MAKNA KALIMAT YESUS SEBAGAI "ADON HA SABAT" (TUAN ATAS SABAT)

Sudah lazim dalam dunia Kristen telah terbentuk pemahaman yang kerap bersifat asimetris perihal Torah. Peristiwa-peristiwa dan sabda-sabda Yesus ketika berdiskusi perihal sebuah ajaran melalui metode sheulot uteshuvot (tanya jawab) baik oleh murid-Nya maupun mazhab Yudaisme lainnya seperti Farisi, Saduki serta Ahli Torah perihal Torah dan aturan-aturan di dalamnya, kerap disalahpahami dan dianggap kedudukannya rendah dan telah dibatalkan oleh Yesus. 

Salah satu dari pernyataan dan sabda Yesus yang kerap disalahpahami adalah perihal kedudukan Hari Sabat. Pembacaan tanpa kehati-hatian dan pengetahuan tentang literatur rabinik dan setting sosio religius Yudaisme Abad I Ms dimana Yesus berkarya di Yerusalem, akan semakin menjauhkan pemahaman kita dari maksud pernyataan Yesus. Ketika Yesus berkata, “Kurios gar estin tou Sabbatou ho Huios tou Antropou” atau dalam terjemahan Ibrani, “Sheherei ben ha Adam hu Adon ha Shabat” (Mat 12:8), apakah yang dimaksudkan Yesus berkuasa membatalkan hari Sabat dan hukum Sabat? 

Makna pernyataan Yesus harus dibaca dalam keseluruhan teks yang dimulai dari Matius 12:1-7 dimana saat murid-murid Yesus dicela karena memetik bulir gandum di hari Sabat. Yang dilarang pada hari Sabat adalah melaka atau kegiatan bekerja yang menghasilkan keuntungan (Kel 20:9-10) Sementara yang terjadi pada kasus murid-murid Yesus bukanlah sedang melakukan melaka sekalipun ada kegiatan memetik bulir gandum melainkan, “Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya” (Mat 12:1). 

Saat tindakkan murid-murid Yesus dicela, maka Yesus membuat bangunan argumen khas diskusi rabinik yang bernama kal wakhomer (mana yang lebih berat) dengan mengutip dua peristiwa dan ayat dalam Torah yaitu Imamat 24:5-9 dan 1 Samuel 21:1-6. Sekalipun memetik bulir gandum dikategorikan melaka dan dilarang pada hari Sabat sebagaimana diatur dalam Misnah 7:2, namun dalam kondisi lapar dan mempertahankan kehidupan, tentu saja tindakkan para murid bukan melanggar aturan Sabat. 

Yesus mengakhirI dengan pernyataan, “Tuan atas Hari Sabat” bermakna, Pertama, beliau sebagai Rabi memiliki otoritas untuk mengeluarkan fatwa yang berbeda dengan rabi lainnya. KeduaYesus hendak menegaskan posisi-Nya yang melebihi Bait Tuhan dan Sabat karena beliau adalah Anak Tuhan, Sang Firman yang menjadi manusia.

No comments:

Post a Comment