Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian
(LaKIP), yang dipimpin oleh Prof Dr Bambang Pranowo, yang juga guru besar
sosiologi Islam di UIN Jakarta, pada Oktober 2010 hingga Januari 2011,
mengungkapkan hampir 50% pelajar setuju tindakan radikal. Data itu menyebutkan
25% siswa dan 21% guru menyatakan Pancasila tidak relevan lagi. Sementara 84,8%
siswa dan 76,2% guru setuju dengan penerapan Syariat Islam di Indonesia. Jumlah
yang menyatakan setuju dengan kekerasan untuk solidaritas agama mencapai 52,3%
siswa dan 14,2% membenarkan serangan bom. Survei Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP), yang dipimpin oleh
Prof Dr Bambang Pranowo, yang juga guru besar sosiologi Islam di UIN Jakarta,
pada Oktober 2010 hingga Januari 2011, mengungkapkan hampir 50% pelajar setuju
tindakan radikal. Data itu menyebutkan 25% siswa dan 21% guru menyatakan
Pancasila tidak relevan lagi. Sementara 84,8% siswa dan 76,2% guru setuju
dengan penerapan Syariat Islam di Indonesia. Jumlah yang menyatakan setuju
dengan kekerasan untuk solidaritas agama mencapai 52,3% siswa dan 14,2%
membenarkan serangan bom (bbc.com).
Radikalisme dan fundamentalisme agama
adalah fenomena universal yang dapat menghinggapi semua agama termasuk
Kekristenan. Indonesia ternyata mendapatkan peringkat dua dari bawah dari 61
negara yang dikategorikan World's Most
Literate Nations Ranked alias budaya
literasinya paling rendah yang dirilis oleh
John Miller, pemimpin dari Central
Connecticut State University di New England, US (thejakartapost.com).
Budaya literasi yang rendah berkorelasi dengan kegiatan agama yang
fundamentalistik yang berujung pada terorisme.
Berkaca dari narasi Kisah Rasul
17:1-15 saat Rasul Paul dan Silas mewartakan Kabar Baik perihal Yesus sebagai
Mesias dan Anak Tuhan pada orang-orang Yahudi di Tesalonika dan Berea. Ada
perbedaan karakteristik orang-orang Yahudi di kedua kota tersebut dalam
merespon pemberitaan Rasul Paul dan Silas. Jika di Tesalonika Rasul Paul
mendapatkan perlawanan sengit dan penolakkan namun di Berea justru diterima
secara terbuka. Apa yang membedakan kedua komunitas Yahudi dan penganut
Yudaisme itu? Ya, orang-orang Yahudi di Berea lebih open mind (terbuka) dan terdidik dalam literacy (membaca dan menelaah Kitab Suci) – Kis 17:11). Benahi
cara kita membaca dan menerima pengajaran agar kita terhindar dari perilaku
fundamentalistik yang merugikan orang lain.
No comments:
Post a Comment