Sunday, October 9, 2016

BERSIMAHARAJELANYA KETIDAKSOPANAN




Seiring maraknya teknologi informasi dalam bentuk internet yang bisa kita akses bukan hanya di laptop ataupun personal computer di rumah kita melainkan melalui hand phone, kita kerap dibanjiri dengan berbagai informasi perihal semakin maraknya perilaku tidak sopan dari masyarakat kita. Ironisnya, perilaku ketidaksopanan itu bukan hanya diperlihatkan oleh orang-orang yang tidak terpelajar melainkan orang-orang terpelajar, terdidik bahkan dengan status sosial yang tinggi dan berpengaruh di mata publik. Kita sudah kenyang disuguhi informasi perihal pemukulan seorang murid pada gurunya atau kekerasan orang tua terhadap guru, menghina pemimpin negara dengan gambar dan kalimat seronok, melecehkan sebuah kebijakkan publik bukan dengan argumentasi logis melainkan hinaan dan caci maki tanpa bobot argumentasi logis sama sekali, makian-makian berbau rasialis dan agama yang kerap dipertontonkan pejabat, politisi, akademisi di muka publik secara verbal tanpa rasa malu dan sungkan. 


Anehnya, masih saja ada ulasan murahan dan dangkal yang menghubungkan perubahan perilaku masyarakat kita terkait dengan infiltrasi kebudayaan asing yang begitu dominan mempengaruhi masyarakat kita. Tudingan-tudingan demikian hanya mencari kambing hitam dan tidak berani jujur melihat bahwa sumber dan akar perilaku ketidaksopanan itu memang bersumber dari masyarakat kita sendiri. 

Paska jatuhnya rezim Orde Baru yang jawa sentris dengan mengedepankan konsep-konsep jawa perihal kesopanan justru menimbulkan reaksi lanjutan berupa penolakkan secara langsung dengan nilai-nilai yang merepresentasikan kejawaan yaitu perihal tata krama dan kesantunan yang kerap menjadi alat kaum feodal dan aristorkat untuk menyembunyikan kejahatan serta memperlemah suara kritis masyarakat. Aktualisasinya di dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah sikap anti tesis berupa ungkapan verbal yang vulgar hingga mencapai bentuk-bentuknya yang menjauh dari nilai-nilai kesopanan. 

Ketidaksopanan justru semakin hari menjadi sebuah nilai dan norma yang diterima dan kerap diduplikasi mereka yng mengakunya orang terdidik. Kesopanan harus menjadi salah satu ciri kehidupan orang Kristen sebagaimana dikatakan, “Marilah kita hidup dengan sopan…” (Rm 13:13), karena kesopanan adalah salah satu dari wujud Kasih (1 Kor 13:5).

No comments:

Post a Comment