Masih ingat perilaku sejumlah orang tertentu yang mempercayai perihal keberadaan “Harta Gaib Sukarno”, “Dana Revolusi”, “Harta Amanah Sukarno?” Bermula dari scan foto dan foto copy-an dua lembar surat wasiat tertanggal 12 Januari 1967 atas nama Sukarno dan Hatta dengan bubuhan stempel UBS. Dengan menggunakan ejaan lama dan tintas hijau khas Sukarno, semua orang yang pernah hidup di era beliau seketika akan yakin betul perihal otentisitas dan keberadaan harta yang diwasiatkan dalam surat tersebut. Saya kutipkan penggalan kalimat dalam surat wasiat tersebut sbb: “Bersama ini, Soekarno atas nama seluruh Rakyat yang tercinta dan atas nama Pemegang Harta yang Rakyat titipkan dan percayakan kepadaku, karena mengingat kondisi dari kesehatanku dan kondisi dalam tubuh Kabinetku sendiri, maka sangat perlu aku mengambil jalan yang aku pikir sangat tepat untuk mengamankan nasib Bangsa dan Rakyat yang sebagian tidak tahu tentang harta yang aku tinggalkan di Luar Negeri….”.
Ada lagi
anggapan yang beredar dimasyarakat perihal tersembunyinya harta gaib
peninggalan Sukarno milik raja-raja yang dipercayakan padanya. Harta gaib tersebut
tersembunyi secara gai di sejumlah tempat di Jawa. Sejak itulah berbagai
perilaku aneh dapat kita dengar dan lihat dimana sejumlah orang mulai memburu
harta karun tersebut baik dengan cara-cara rasional maupun irasional dengan
melibatkan kekuatan gaib melalui paranormal. Mulai dari membongkar makam hingga
menyedot harta gaib di sejumlah tempat angker. Dan ada juga sejumlah kesaksian
beserta foto-foto berupa benda-benda seperti emas batangan dan sertifikat
berharga yang dialami sejumlah orang di berbagai daerah. Sejumlah orang
tertentu memang tidak pernah mempertanyakan proses bagaimana benda-benda
berharga tersebut dapat muncul di rumah mereka.
Sikap pragmatis cenderung
membuat mereka lebih mengutamakan aspek fungsional benda-benda tyang
diterimannya secara gaib demi keperluan ekonomi mereka sehari-hari. Sikap
pragmatis cenderung membuat mereka abai apakah benda-benda ini adalah hasil
manipulasi pekerjaan roh-roh jahat yang telah mencuri benda-benda tersebut.
Amsal 12:11 mengajarkan kita jika kita ingin “kenyang”(yoshba’a) harus bekerja. Dalam konteks agraris dengan “mengerjakan
tanahnya” (‘oved admato). Mencari
harta gaib Sukarno, setara dengan “mengejar kesia-siaan” (meradef reqim).
No comments:
Post a Comment