Sunday, July 23, 2017

GNOSTISISME


Apakah “pengetahuan” dapat menyebabkan seseorang menyimpang dari iman? Pertanyaan ini berkaitan dengan pernyataan Rasul Paul yang menjelaskan beberapa hal yang dapat menyebabkan “penyimpangan iman” dalam 1 Timotius 6:20 adalah, “omongan yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan”. Kata yang diterjemahkan dengan “pengetahuan” dalam bahasa Yunaninya tes pseudoonumou gnooseoos dan dalam bahasa Aramaik disebut dengan dida’ata dagalta.

Saya lebih senang menyebutnya dengan istilah “pengetahuan palsu”, namun hampir semua terjemahan bahasa Inggris tidak menuliskan ini dan hanya menerjemahkan, what is falsely called knowledge, (1Ti 6:20 NIV), “absurdities of so-called "knowledge" (1Ti 6:20 NET), “what is falsely called "knowledge" (1Ti 6:20 CJB).

Hanya satu terjemahan Peshitta Aramaik oleh James Murdock yang menerjemahkan “false science” (1Ti 6:20 MRD). Dan saya cenderung memihak terjemahan James Murdock namun dengan kalimat, “pengetahuan palsu”. Istilah “pengetahuan palsu” di sini menunjuk pada fenomena keagamaan di Abad 2 Ms yaitu Gnostisisme.  

Gnostisisme, merujuk pada bermacam-macam gerakan keagamaan yang beraliran sinkretisme pada zaman dahulu kala. Gerakan ini mencampurkan pelbagai ajaran agama, yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada dasarnya adalah jiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan oleh tuhan yang tidak sempurna. Secara umum dapat dikatakan Gnostisisme adalah agama dualistik, yang dipengaruhi dan memengaruhi filosofi Yunani, Yudaisme, dan Kekristenan. 

Istilah gnōsis merujuk pada suatu pengetahuan esoteris yang telah dipaparkan. Dari sana manusia melalui unsur-unsur rohaninya diingatkan kembali akan asal-muasal mereka dari Tuhan yang superior. 

Keberadaan kaum Gnostik sejak Abad Pertengahan semakin berkurang dikarenakan pengikutnya memeluk Islam atau akibat dari Perang Salib Albigensian (1209–1229). Gagasan Gnostis kembali muncul seiring dengan bertumbuhnya gerakan mistis esoteris pada akhir abad ke-19 dan abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara. 

Dengan demikian, bukan pengetahuan dalam pengertian umum (keilmuan modern) yang dapat menyebabkan penyimpangan iman melainkan salah satu nama bidat bernama Gnostisisme yang harus diwaspadai baik dalam wujud kuno maupun modernnya.

No comments:

Post a Comment