Apakah
“pengetahuan” dapat menyebabkan seseorang menyimpang dari iman? Pertanyaan ini
berkaitan dengan pernyataan Rasul Paul yang menjelaskan beberapa hal yang dapat
menyebabkan “penyimpangan iman” dalam 1 Timotius 6:20 adalah, “omongan yang kosong dan yang tidak suci dan
pertentangan-pertentangan yang berasal dari apa yang disebut pengetahuan”. Kata
yang diterjemahkan dengan “pengetahuan” dalam bahasa Yunaninya tes pseudoonumou gnooseoos dan dalam
bahasa Aramaik disebut dengan dida’ata
dagalta.
Saya lebih senang menyebutnya dengan istilah “pengetahuan palsu”,
namun hampir semua terjemahan bahasa Inggris tidak menuliskan ini dan hanya
menerjemahkan, “what is falsely called knowledge,
(1Ti 6:20 NIV), “absurdities of
so-called "knowledge" (1Ti 6:20 NET), “what is falsely called
"knowledge" (1Ti 6:20 CJB).
Hanya satu terjemahan Peshitta Aramaik oleh James Murdock yang menerjemahkan “false science” (1Ti 6:20 MRD). Dan saya cenderung memihak terjemahan James Murdock namun dengan kalimat, “pengetahuan palsu”. Istilah “pengetahuan palsu” di sini menunjuk pada fenomena keagamaan di Abad 2 Ms yaitu Gnostisisme.
Gnostisisme, merujuk pada bermacam-macam gerakan keagamaan yang
beraliran sinkretisme pada zaman dahulu kala. Gerakan ini mencampurkan pelbagai
ajaran agama, yang biasanya pada intinya mengajarkan bahwa manusia pada
dasarnya adalah jiwa yang terperangkap di dalam alam semesta yang diciptakan
oleh tuhan yang tidak sempurna. Secara umum dapat dikatakan Gnostisisme adalah
agama dualistik, yang dipengaruhi dan memengaruhi filosofi Yunani, Yudaisme,
dan Kekristenan.
Istilah gnōsis merujuk pada suatu pengetahuan esoteris yang
telah dipaparkan. Dari sana manusia melalui unsur-unsur rohaninya diingatkan
kembali akan asal-muasal mereka dari Tuhan yang superior.
Keberadaan kaum
Gnostik sejak Abad Pertengahan semakin berkurang dikarenakan pengikutnya
memeluk Islam atau akibat dari Perang Salib Albigensian (1209–1229). Gagasan
Gnostis kembali muncul seiring dengan bertumbuhnya gerakan mistis esoteris pada
akhir abad ke-19 dan abad ke-20 di Eropa dan Amerika Utara.
Dengan demikian,
bukan pengetahuan dalam pengertian umum (keilmuan modern) yang dapat
menyebabkan penyimpangan iman melainkan salah satu nama bidat bernama
Gnostisisme yang harus diwaspadai baik dalam wujud kuno maupun modernnya.
No comments:
Post a Comment