Sunday, July 23, 2017

MAKNA YESUS SEBAGAI ALFA DAN OMEGA


Alfa dan Omega dipakai sebagai istilah untuk merujuk oknum/pribadi yang menyebabkan dan menguasai serta menciptakan alam semesta. Dengan cara demikian, istilah ini dipakai dalam Wahyu 1:8;21:6. 

Dalam ayat-ayat ini, pernyataan Alfa dan Omega menunjuk pada Sang Bapa namun pada Wahyu 1:17-18;22:13 menunjuk pada Sang Anak. Istilah Alfa dan Omega berasal dari huruf-huruf pertama dan terakhir abjad Yunani. Sesuai dengan abjad Ibrani Alef dan Taw (Bandingkan dengan komentar rabinik dalam Yalkut yang mengatakan bahwa Adam telah melanggar seluruh peraturan dari Alef dan Taw). 

Bagaimana membedakan pernyataan Alfa dan Omega yang dinyatakan Sang Bapa dan Sang Anak? Dalam kasus Wahyu 1:17-18 pernyataan Alfa dan Omega dilanjutkan dengan kalimat, “...dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut”. 

 Jelas, pernyataan ini adalah merujuk pada pribadi Yesus yang mati dan bangkit pada hari ketiga karena Tuhan Yahweh tidak mengalami kematian. Dalam kasus Wahyu 22:13 pernyataan Alfa dan Omega didahului dengan kalimat, “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya” (Why 22:12) dan dilanjutkan dengan kalimat, “Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku ... Aku adalah tunas, yaitu keturunan Daud, bintang timur yang gilang-gemilang” (Why 22:16). 

Frasa “Aku datang” atau “Dia akan datang” selalu merujuk pada diri Yesus sebagaimana dikatakan, “...Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga” (Kis 1:11). Apakah ada dua Tuhan yang sama sehingga mengklaim pernyataan yang sama? Tidak demikian. 

Sebagaimana kita ketahui bahwa hakikat Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia (Yoh 1:14,18) dan Firman itu adalah setara, sehakikat, sederajat dengan Tuhan Yahweh Sang Bapa (Yoh 1:1-3). 

Pernyataan diri Yesus sebagai Alfa dan Omega menegaskan bahwa diri-Nya sehakikat dan sederajat bersama Sang Bapa dalam kekekalan dan akan memerintah bersama Sang Bapa sebagaimana dikatakan, “Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Tuhan dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya” (Why 22:3)

No comments:

Post a Comment