Wednesday, July 26, 2017

TORAH DAN TALMID


Hampir semua orang Kristen begitu familiar dengan teks Matius 28:19-20 dan biasanya menyebutkan dengan istilah “Amanat Agung” (Great Commandement). Hampir semua konsep teologi misi dan aksi misi hingga ke luar negeri yang dibangun oleh lembaga-lembaga teologi maupun lembaga misi mendalilkan semua filosofi dan aksinya di atas dasar teks tersebut untuk melakukan tugas pemberitaan Injil. 

Menarik jika kita menelaah frasa “jadikanlah murid” dalam teks tersebut jika kita melihatnya dari perspektif dan world view Yahudi dan Yudaisme. Kita tidak boleh melupakan satu fakta bahwa Yesus adalah seorang Rabi (Mat 23:7,8, Mrk 9:5; 10:51, Yoh 3:2; 20:16). Seorang rabi tentu memiliki banyak murid (talmidim).  

Dalam literatur Yahudi, Pirkey Avot atau Ethics of the Fathers dikatakan, ha’amidu ttalmidim harebeh (jadikan banyak murid – The Hirsch Siddur: The Order Prayers for the Whole Year, 1978:417). Rabi Hillel (20 sM-10 Ms) mempunyai tujuh puluh murid yang salah satunya adalah Yokhanan ben Zakhai (50-80 Ms) yang membangun banyak murid. Rabi Akiva (100-130 Ms) adalah salah satu muridnya yang lain dan yang telah memiliki lima murid utama (Brad H. Young, Meet The Rabbis: Rabbinic Thought and The Teaching of Jesus, 2010:29). 

Dalam kebudayaan Yahudi, menjadi seorang murid dari seorang rabi memerlukan pengorbanan, kerja keras dan risiko. Bahkan hubungan seorang guru dan murid bisa melampaui ayah dan anak sebagaimana dikatakan Misnah Baba Metsia 2:11 (Ibid., 31). Yesus pun memiliki 12 murid (Mrk 6:7-13) dan mengikuti Yeshua membutuhkan sejumlah komitmen dan pengorbanan diri (Mat 19:27, Mrk 10:28, Luk 18:28).  

Kita juga melihat hubungan Yesus dengan murid-murid-Nya melampaui hubungan ayah dan anak (Mat 10:37, Luk 14:26). Murid-murid seorang rabi termasuk murid-murid Yesus bukan hanya memiliki komitmen dan kesetiaan kepada gurunya namun belajar Torah. Gelar rabi adalah pengajar Torah dan Yesus sebagai seorang rabi tentu saja mengajarkan Torah dan memerintahkan banyak orang dijadikan murid untuk belajar Torah. 

Jika Torah berhubungan dengan Talmid, maka memberitakan Injil dengan melepaskan Torah sebagai ajaran Yesus adalah sebuah kesalahan yang fatal. Kekristenan arus utama kerap memahami secara keliru eksistensi dan kedudukan Torah seolah-olah Yesus dan rasul-rasul-Nya telah membatalkan Torah dan menggantinya dengan hukum yang baru yaitu Hukum Kasih

No comments:

Post a Comment