Sunday, July 23, 2017

PENTINGNYA PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN


Beberapa waktu sebelum Tuhan Yahweh “mengumpulkan Musa kepada kaum leluhurnya” (Bil 27:13) alias memanggilnya pulang dalam kematian, Tuhan Yahweh memerintahkan Musa untuk mengambil seseorang yang kompeten dan layak untuk menggantikan kepemimpinannya. 

Saat Musa meminta petunjuk pada Tuhan Yahweh perihal siapa yang layak menggantikan dirinya (Bil 27:15-17) maka Tuhan Yahweh menunjuk seseorang bernama Yosua (Bil 27:18-21). Nama Yosua terkemuka bukan dikarenakan kisahnya dituliskan dlam sebuah kitab bernama Kitab Yosua namun saat bersama mendampingi Musa, Yosua telah mewarisi kepemimpinan Musa. 

Beberapa reputasi Yosua al., berhasil mengalahkan orang Amalek (Kel 17:8-13), pendamping setia Musa (Kel 33:11), masuk dalam anggota 12 pengintai sebelum melakukan penyerbuan ke tanah Kanaan bersama Kaleb ben Yefune (Bil 13). 

Mengapa Musa meminta pengganti dirinya kepada Tuhan? Karena Musa tidak ingin bangsa Israel tidak memiliki pemimpin dan, “umat Yahweh jangan hendaknya seperti domba-domba yang tidak mempunyai gembala” (Bil 27:17). Agar umat Israel tidak tercerai berai maka diperlukan peran seorang pemimpin. Namun pemimpin tidak akan bisa memimpin jika dia tidak memiliki kompetensi dan reputasi dalam memimpin. Yosua terbukti memiliki dua hal tersebut. 

Selain kompetensi dan reputasi, Yosua masih membutuhkan legitimasi alias wewenang. Dan wewenang itu datang dari Tuhan melalui Musa melalui penumpangan tangan sebagaimana diperintahkan, “Ambillah Yosua bin Nun, seorang yang penuh roh, letakkanlah tanganmu atasnya, suruhlah ia berdiri di depan imam Eleazar dan di depan segenap umat, lalu berikanlah kepadanya perintahmu di depan mata mereka itu dan berilah dia sebagian dari kewibawaanmu, supaya segenap umat Israel mendengarkan dia.” (Bil 27:18-20). 

Legitimasi itu dilakukan melalui penumpangan tangan sehingga Yosua memiliki sebagian kewibawaan Musa. Demikian pula dalam kehidupan berjemaat, diperlukan peran seorang pemimpin dan kepemimpinan yang legitim agar kehidupan berjemaat terarah dan memiliki kesatuan. 

Jemaat harus belajar tunduk pada otoritas dan orang yang menerima otoritas karena Tuhanlah yang menetapkan beberapa orang untuk menduduki jabatan tersebut dan melakukan tugas dan kewajibannya (Ef 4:11-13).

No comments:

Post a Comment